Penjelasan PDIP soal Perbedaan Prinsip dengan Anies Baswedan
TEMPO.CO, Jakarta – Juru bicara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Cyril Raoul Hakim alias Chico Hakim merespons pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menyebut ada perbedaan prinsip antara PDIP dengan Anies Baswedan. Hal ini disebut akan berpengaruh dalam konstelasi Pilkada Jakarta.
Chico menjelaskan bahwa perbedaan prinsip yang dimaksud itu berakar pada perbedaan latar belakang foundation pemilih secara ideologis dalam Pilkada Jakarta 2017.
“Pada tahun 2017, terjadi polarisasi yang begitu meruncing– dan politisasi agama–yang memang jelas-jelas ada perbedaan terkait hal yang sifatnya ideologis antara pendukung Pak Anies Baswedan dan PDI Perjuangan,” kata Chico dalam pesan suara yang diterima Pace melalui aplikasi WhatsApp, Senin, 5 Agustus 2024.
Adapun Ahok dan Anies menjadi rival ada Pilkada Jakarta 2017. Pemilih Anies didominasi oleh kelompok IsIam sedangkan pendukung Ahok diasosiasikan dengan golongan nasionalis.
Meski begitu, Chico menyampaikan, PDIP berharap agar polarisasi berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan yang terjadi pada Pilkada Jakarta 2017 tidak kembali terulang. “Kami harap ini tidak akan terjadi lagi,” ujarnya
Chico juga menegaskan bahwa partainya masih terbuka untuk menjalin kerja sama dengan partai politik lain, termasuk jika harus mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
Tak sampai di situ, Chico juga memastikan bahwa PDIP tidak akan membiarkan kemunculan pasangan calon tunggal yang melawan kotak kosong di Pilkada Jakarta. Menurut dia, kondisi itu dapat merusak demokrasi.
“Mengingat Jakarta adalah daerah yang besar, masyarakatnya heterogen, dan aspirasinya beragam, tidak mungkin bisa disalurkan melalui satu pasangan calon saja,” ucapnya.
Iklan
Senada dengan itu, juru bicara Tim Pemenangan Nasional Pilkada PDIP Aryo Seno Bagaskoro menyebut kontestasi Pilkada 2017 membekas sebagai sejarah persaingan antara Ahok dan Anies.
“Pemilihan gubernur yang lalu menyisakan banyak cerita tentang blok pendukung yang masing-masing punya versinya sendiri dalam mendukung tokoh itu,” kata Seno melalui pesan suara kepada Pace, Senin, 5 Agustus 2024.
Seno menyebut bahwa perpaduan antara Anies dan PDIP perlu dicermati dengan baik. “Jangan-jangan perkawinan atau senyawa yang berbeda itu tidak selalu menghasilkan akumulasi insentif elektoral, tetapi bisa juga menghasilkan potensi lain,” ujarnya.
Sebelumnya, Ahok menyatakan partainya tidak memberikan sinyal positif untuk mendukung Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta. Dia menilai ada perbedaan prinsip antara PDIP dan Anies.
“Saya kira, secara prinsip, sulit PDI Perjuangan untuk mendukung Pak Anies,” kata Ahok saat ditemui wartawan usai menghadiri acara Ask Ahok The rest (A3) di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 3 Agustus 2024.
Pilihan Editor: Megawati Sebut Hubungannya dengan Jokowi Baik, Namun Tolak Wacana Presiden Tiga Periode