Peran Tiga Sosok Penting saat Upacara Bendera Pertama


TEMPO.CO, JakartaUpacara bendera selalu menjadi momen penting saat HUT Kemerdekaan RI. Salah satu yang kerap menjadi sorotan adalah aksi pasukan pengibar bendera pusaka atau paskibraka. Bagaimana dengan upacara bendera pertama?  Di masa kemerdekaan dulu terdapat tiga orang yang pertama kali mengibarkan sang merah putih pada 17 Agustus 1945. Mereka adalah Latief Hendraningrat, Suhud Sastro Kusumo, dan SK Trimurti. 

1. Latief Hendraningrat

Dilansir dari buku berjudul Membongkar Manipulasi Sejarah: Kontroversi Pelaku dan Peristiwa, karya Asvi Warman Adam, Abdul Latief Hendraningrat merupakan seorang prajurit PETA berpangkat Sudanco, sekaligus sekaligus pengerek bendera Sang Saka Merah Putih pertama. Pria yang menjabat pangkat tertinggi kedua yang dimiliki warga pribumi ini lahir di Jakarta pada 15 Februari 1911 dan wafat pada 14 Maret 1983.

Sebelum proklamasi 17 Agustus 1945, Latief berperan penting saat mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan. Bahkan, Latief juga bertugas mengamankan lokasi diadakannya proklamasi ketika sang proklamator dibawa ke Rengasdengklok.

Setelah itu, Latif mendampingi Bung Karno dan Bung Hatta saat pembacaan teks proklamasi, yang kemudian ditunjuk sebagai petugas pengibar bendera. Tak lama setelah kemerdekaan, Latief memutuskan bergabung dengan TNI.

Pada 1952 Latief ditunjuk sebagai atase militer atau Athan Republik Indonesia untuk Filipina, lalu dipindahkan ke Washington DC sampai 1956. Setelah itu, Latief diangkat menjadi pemimpin Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat yang sekarang dikenal sebagai Seskoad.

Saat peristiwa proklamasi, Latief menjadi orang pertama yang mengerek bendera merah putih sampai ke atas tiang. 

2. Suhud Sastro Kusumo

Selanjutnya ada Suhud Sastro Kusumo yang mendampingi Latif Hendraningrat saat mengibarkan sang saka merah putih. Sebelum itu, pria kelahiran 1920 ini sempat terlibat dalam kelompok bentukan Jepang, Barisan Pelopor. Sehingga ia ditugaskan menjaga keamanan keluarga Bung Karno.

Suhud disebut-sebut sempat kecolongan pada 16 Agustus 1945 ketika Soekarno dibawa oleh golongan pemuda yang menjadi awal peristiwa Rengasdengklok. Namun, saat hari proklamasi Suhud ditugaskan mempersiapkan tiang bendera dari bambu. Dalam peristiwa itu, ia membantu Latief Hadiningrat mengikatkan bendera ke tali tiang bendera. 

3. Surastri Karma (SK) Trimurti

SK Trimurti seorang wartawan, penulis dan guru Indonesia, yang ditugaskan untuk melakukan penggerakan pada bendera. Namun SK Trimurti menolak dan menyerahkannya kepada prajurit, yaitu Latief Hendraningrat dan Suhud Sastro Kusumo.

Terlepas dari itu, perempuan kelahiran 11 Mei 1912 ini sempat terjun ke dunia jurnalistik di masa penjajahan Hindia Belanda. Bahkan, dalam technology pendudukan Jepang Trimurti pernah ditangkap dan disiksa lantaran melakukan pekerjaan untuk sejumlah surat kabar Indonesia seperti Pesat, Genderang, Bedung dan Akal Rakyat.

Pasca kemerdekaan istri Sayuti Melik ini dilantik sebagai Menteri Tenaga Kerja di bawah Perdana Menteri Amir Syarifuddin. Ia bekerja dari 1947 hingga 1948 di Eksekutif Partai Buruh di Indonesia.

Selain itu,  SK Trimurti ikut membangun organisasi perempuan Indonesia atau Gersiw pada 1950. Lalu berpartisipasi dalam penandatangan Petisi 50 yang memprotes Soeharto menggunakan Pancasila dalam politiknya. SK Trimurti tutup usia pada 20 Mei 2008 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat atau RSPAD Gatot Subroto.

MICHELLE GABRIELA | KHUMAR MAHENDRA  | NAOMY A. NUGRAHENI | MELYNDA DWI PUSPITA

Pilihan Editor: BPIP Pastikan 18 Anggota Paskibraka Putri Kembali Berhijab saat Upacara 17 Agustus 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *