Jokowi Kenakan Kemeja Kuning saat Hadiri Munas Golkar


TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo menghadiri penutupan musyawarah nasional atau Munas XI Partai Golkar malam ini. Jokowi hadir pukul 19.20 dengan mengenakan kemeja berwarna kuning khas Golkar. 

Kedatangan Jokowi disambut oleh Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia dan eks Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Agus Gumiwang Kartasasmita. 

Sebelum Jokowi hadir, presiden terpilih Prabowo Subianto terlebih dahulu hadir dengan mengenakan jas. Wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka juga hadir mengenakan batik. 

Sejumlah tokoh politik juga terlihat hadir, di antaranya Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Murzani, dan Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Mardiono, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, dan Sekjen PSI Raja Juli Antoni. 

Berdasarkan pantauan Pace, kehadiran ketiganya dikawal sangat ketat. Bahkan, sebagian wartawan dan videografer yang hendak meliput dibatasi di ruang makan bersekat tinggi dekat pintu keluar dengan alasan keamanan. 

Sejumlah wartawan lain yang meliput di ruang utama acara dibatasi. Mereka hanya diperbolehkan bergerak di lokasi yang telah ditentukan dan jauh dari panggung. Acara penutupan Munas baru dimulai pukul 19.30.

Iklan

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia membantah isu Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan menjadi Dewan Ketua Pembina Partai Golkar mendatang. Bahlil mengklaim kabar tersebut tidak benar. 

“Enggak ada sampai urusan Pak Presiden Jokowi mau jadi (ketua) dewan pembina itu sampai dengan hari ini. Enggak ada. Saya berdiskusi kok, jadi enggak benar itu,” kata Bahlil kepada wartawan di Jakarta Conference Middle (JCC) Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024.

Di sisi lain, Bahlil tidak menolak jika ada usulan yang mendorong Jokowi sebagai ketua dewan pembina. “Kita enggak boleh melarang orang berasumsi, negara kita kan demokrasi,” ujarnya. 

Lebih lanjut, Bahlil tidak mempermasalahkan jika Jokowi digadang-gadang menduduki jabatan tersebut. Dia mempersilakan wacana itu berkembang dan menjadi doa. 

“Bukan enggak mau. Kalau doanya begini terus, diijabah oleh Allah, kalau terjadi–ah, paten barang itu kan,” tuturnya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *