Susu Ikan dalam Program Makan Bergizi Free of charge: Tanggapan DPR hingga Ahli Gizi
TEMPO.CO, Jakarta – Belakangan ini beredar kabar soal rencana konsumsi susu ikan sebagai pengganti susu sapi dalam program makan bergizi gratis presiden terpilih Prabowo Subianto. Hal ini mendapat tanggapan dari pakar vitamin hingga anggota DPR RI.
1. Anggota DPR
Anggota Komisi IX DPR Arzeti Bilbina mendukung rencana menggunakan susu ikan sebagai pengganti susu sapi. “Kami menyambut positif usulan tersebut, sangat baik,” kata Arzeti sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima, Rabu, 11 September 2024, dikutip dari Antara.
Menurut dia, penamaan susu ikan perlu diganti. Misalnya, dengan nama minuman bergizi tinggi dari ikan. Arzeti menjelaskan, penamaan susu ikan dianggap kurang tepat. “Ahli gizi kurang menyetujui dengan bahasa ‘susu ikan’ karena susu itu keluarnya dari puting. Sedangkan, ikan tidak, sehingga lebih baik menggunakan bahasa minuman bergizi tinggi,” katanya.
2. Produksi
Wacana konsumsi susu ikan dalam program makan bergizi free of charge ditanggapi Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Ia mendorong produksi minuman berbasis ekstrak protein ikan sebagai alternatif untuk menggantikan susu sapi.
“Sebenarnya kami dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang mendorong hilirisasi ikan untuk memproduksi ekstrak protein ikan, yang nanti bisa digunakan untuk industri makanan, untuk meningkatkan pendapatan para nelayan,” kata Teten, Rabu, 11 September 2024 dikutip dari Antara.
Menurut dia, inisiatif tersebut akan mengurangi ketergantungan impor susu sapi, yang saat ini mencapai 80 persen dari general kebutuhan. Indonesia dinilai sulit untuk swasembada susu, karena keterbatasan lahan dan produksi susu sapi perah yang rendah, rata-rata hanya 15 liter in line with hari.
3. Susu Ikan
Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari memandang adanya keunggulan susu ikan.
“Kelebihannya dibanding susu sapi biasa, tidak mengandung alergen jika alergi terhadap laktosa. Sehingga, aman bagi penderita lactose illiberal, karena ikan tidak mengandung laktosa,” kata Puji pada Rabu, 11 September 2024, dikutip dari Antara
Ia menjelaskan, susu ikan juga memiliki kandungan senyawa-senyawa protein yang telah terurai, seperti asam amino esensial dan nonesensial dan peptida yang memiliki fungsi meningkatkan imun. Susu ikan juga memiliki kandungan protein yang terpecah, memudahkan untuk diserap langsung oleh tubuh. “Kemudian, jika dibuat dari ikan yang kaya lemak, ‘susu ikan’ memiliki lemak baik seperti omega,” ucapnya.
Iklan
4. Kandungan Omega 3
Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Ali Khomsan menjelaskan, kandungan omega 3 susu ikan. “Susu ikan terbuat dari ikan yang diambil konsentrat proteinnya, kemudian protein itu dicampur dengan zat-zat lain, sehingga menghasilkan produk semacam susu,” kata Ali, Rabu, 11 September 2024, dikutip dari Antara.
Ali menjelaskan, kandungan omega 3 ikan memiliki manfaat bagi tubuh, salah satunya mendukung fungsi otak. Konsumsi ikan bagi anak-anak sangat dianjurkan untuk merangsang perkembangan otak dan meningkatkan kecerdasan.
5. Kata Ahli Gizi
Ahli gizi atau dietisien dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Fitri Hudayani mengatakan, susu yang dibuat dari ekstrak daging ikan bisa menjadi pilihan sumber protein hewani.
“Keunggulan ikan dibandingkan dengan sumber hewani lainnya adalah ikan memiliki jenis lemak yang baik dan juga sumber omega 3 yang baik untuk kesehatan, untuk pertumbuhan dan perkembangan otak,” katanya, Selasa,10 September 2024.
Namun, Fitri mengingatkan, produsen susu ikan saat ini belum banyak. Mereka yang ingin secara konsisten memasukkan susu ikan ke daftar menu sebaiknya mempertimbangkan ketersediaan produk ini.
Fitri menyampaikan bahwa riwayat alergi perlu diperhatikan saat hendak menyajikan susu ikan karena sebagaimana susu sapi, susu ikan juga mengandung alergen yang bisa memicu reaksi terhadap orang tertentu.
ANTARA
Pilihan Editor: Susu Ikan di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo, Stafsus Menteri KKP: Untuk Dukung Peningkatan Konsumsi Protein