Hal-hal yang Mengemuka Pasca-Pembebasan Pilot Susi Air


TEMPO.CO, Jakarta – Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera selama 19 bulan di tanah Papua telah dibebaskan pada Sabtu, 21 September 2024. Meski begitu, ada sejumlah hal yang mengemuka pasca-pembebasan pilot asal Selandia Baru itu.

Egianus dianggap musuh

Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menganggap pimpinan milisi TPNPB Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan bukan lagi bagian dari perjuangan kemerdekaan Papua.

Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom mengatakan, keputusan Kogoya membebaskan Philip di luar kesepakatan markas pusat TPNPB-OPM dan merupakan bentuk pengkhianatan terhadap perjuangan atas kemerdekaan Papua.

“Kami anggap mereka musuh karena memilih tunduk pada TNI-Polri,” kata Sebby melalui pesan suara singkat, Rabu, 25 September 2024.

Ia mengatakan, TPNPB-OPM mengecam tindakan Kogoya dan milisi TPNPB Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma yang dicurigai menerima uang dalam pembebasan Philip.

Sebby mengatakan, kecurigaan tersebut muncul karena Kogoya memilih menyerahkan Philip kepada mantan Penjabat Bupati Nduga, Edison Gwijangge, pada Sabtu, 21 September 2024. Penyerahan Philip ke Edison itu, katanya, di luar kesepakatan awal antara Kogoya dan Markas Pusat TPNPB-OPM.

“Karena pada 24 Agustus itu Egianus sudah sepakat bebaskan pilot sesuai proposal. Namun, tiba-tiba mereka bebaskan tanpa ada komunikasi dengan kami,” ujar Sebby.

Kogoya sendiri telah menepis tudingan menerima suap dalam pembebasan Philip. Dalam rekaman video yang diperoleh Pace, Kogoya mengatakan bahwa pembebasan Philip yang dilakukan oleh milisi TPNPB atas dasar nilai dan prinsip kemanusiaan.

“Kami bebaskan pilot melalui misi kemanusiaan,” kata Kogoya dalam rekaman video, dilihat Pace pada Selasa, 24 September 2024.

Masih dalam rekaman video berdurasi 5 menit 18 detik tersebut, Kogoya mengimbau agar pembebasan Philip tidak dikaitkan dengan hal apa pun yang dapat memicu provokasi.

“Tidak ada kepentingan pribadi karena kami bebaskan pilot memalui misi kemanusiaan,” ujar dia.

TNI minta tak ada lagi yang pegang senjata di Papua

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto berharap kondisi Papua lebih aman pasca-pembebasan Philip. Agus juga mewanti-wanti perihal kepemilikan senjata yang dilakukan oleh warga sipil. Dia meminta agar ke depan tidak ada lagi memegang senjata selain aparat TNI-Polri.

“Karena selagi ada senjata masih bahaya, secara undang-undang pemegang senjata adalah TNI-Polri,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 25 September 2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *