Kemenag Klaim Program Makan Bergizi Free of charge Dapat Mengangkat Ekonomi Pesantren
TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, Basnang Stated, optimistis bahwa program makan bergizi free of charge yang diwacanakan akan dimulai pada 2025 dapat mendongkrak perekonomian pesantren.
“Program makan bergizi gratis ini dipastikan akan mengangkat geliat perekonomian di pesantren,” kata Basnang saat dihubungi Pace melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, pada Ahad, 13 Oktober 2024.
Basnang mengatakan program makan bergizi free of charge ini diyakini dapat diurus oleh kelompok-kelompok usaha di pesantren, seperti koperasi atau jasa catering pesantren.
“Kami membayangkan terjadinya perputaran ekonomi yang menggembirakan,” ujarnya.
Basnang menambahkan, peningkatan ekonomi pesantren juga dapat dipicu oleh program kemandirian pesantren yang dicetuskan Kementerian Agama.
Sementara itu, bagi pesantren yang belum memiliki unit usaha, Basnang menyarankan bahwa mereka bisa melakukan kerja sama dengan masyarakat sekitar, sehingga juga dapat menumbuhkan perekonomian warga di sekitar pesantren.
Ihwal program makan bergizi free of charge di pesantren, Basnang mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap santri-santri yang akan menerima program makan bergizi free of charge.
Iklan
“Kemenag sedang mempersiapkan data-data santri yang akan menerima layanan makan bergizi free of charge ini,” kata Basnang.
Dia menjelaskan bahwa nantinya Kemenag juga akan melakukan pemetaan santri berdasarkan satuan pendidikan pesantren yang termaktub dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
Sebelumnya, Gibran mengatakan program makan bergizi free of charge akan difokuskan untuk daerah 3T terlebih dahulu. “Makan siang free of charge di space 3T yang lebih prioritas. Nanti berlanjut untuk yang lain-lain lagi. Gitu, nggih,” ungkapnya saat ditemui di Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, Senin, 19 Februari 2024.
Septia Ryanthie berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Elektabilitas Pramono Anung Tertinggal dari Ridwan Kamil, Jubir PDIP: Bandingkan dengan Lembaga Lain