Cara Bupati Simalungun Bangkitkan Pertanian demi Ketahanan Pangan
INFO NASIONAL – Pada awal masa kepemimpinannya di 2021, Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga, gelisah melihat kemunduran perekonomian daerahnya. Salah satu indikasi, daerah yang dulu dikenal lumbung pangan terbesar di Sumatera Utara, kini tidak lagi mampu memasok kebutuhan pangan dari sektor pertanian.
Sebagai seseorang yang tumbuh dari keluarga petani, Radiapoh merasa memiliki tanggung jawab besar untuk mengembalikan kejayaan sektor pertanian Simalungun. Langkah awal, ia ajak diskusi berbagai pemangku kepentingan, pemerintah daerah, hingga pemerintah pusat.
Radiapoh juga menginisiasi pembentukan organisasi petani dengan tujuan meningkatkan skala usaha para petani melalui pendekatan korporasi dan bisnis. “Para petani harus mampu membangun posisi tawar yang lebih besar di pasar, dan tidak lagi termarginalkan dalam perekonomian,” ujarnya.
Radiapoh yakin langkah ini sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam membangun korporasi petani dan nelayan, sebagaimana tertuang dalam Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Menindaklanjuti gagasan ini, Pemerintah Kabupaten Simalungun segera mengajukan proposal kepada Jokowi, yang langsung direspons dengan baik, hingga menghasilkan pertemuan khusus dengan Kementerian PPN/Bappenas dan penyusunan grasp plan pembangunan korporasi petani dan nelayan di Kabupaten Simalungun.
Sebagai langkah konkret, Pemkab Simalungun mulai membangun korporasi berbentuk Perseroan Terbatas (PT) BUMR Pangan Simalungun, dengan fashion yang dikembangkan dari PT BUMR Pangan Terhubung di Sukabumi. Untuk mendukung ini, dibentuk pula Koperasi Pangan Haroan Bolon (KPHB) serta dihidupkannya kembali PD Agromadear.
“Untuk keperluan tersebut telah dibentuk Koperasi Pangan Haroan Bolon dan menghidupkan kembali PD Agromadear,” kata Radiapoh.
Upaya-upaya yang dilakukan Radiapoh tidak sia-sia. Pada 2023, pemerintah pusat menetapkan Simalungun sebagai daerah implementasi Program Kemitraan Closed Loop, sebuah program yang bertujuan meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan petani serta mendukung ketahanan pangan nasional.
Iklan
Simalungun menjadi daerah kedua di Sumatera Utara yang mengembangkan program ini setelah Deli Serdang, yang sebelumnya telah sukses mengimplementasikan Closed Loop hortikultura di lahan seluas 1.500 hektar pada tahun 2022.
Tidak hanya sektor pertanian, program Closed Loop di Simalungun juga merambah sektor peternakan, perikanan, serta pariwisata. Beberapa inisiatif yang dikembangkan antara lain Unit Pengolahan Pupuk Organik dan City Farming untuk unggas, City Farming lele, kolam air tawar, hingga pengembangan agrowisata dan desa wisata.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengapresiasi langkah ini saat menghadiri peluncuran Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura di Kawasan Pertanian Terpadu Simalungun (KPT-S) di Desa Nagori Panribuan, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun.
“Pemerintah tentu memperhatikan dan berharap seluruh komoditas dapat memperoleh untung yang baik, dan offtaker-nya ada. Kami akan mendorong tidak hanya ke swasta, melainkan juga ke BUMN. Dengan ini, saya berharap tujuan pengembangan hortikultura dapat tercapai,” kata Airlangga.
Dengan berbagai langkah yang dilakukan, Radiapoh optimistis Simalungun akan kembali menjadi salah satu daerah unggulan dalam sektor pertanian, sekaligus mendukung ketahanan pangan di Indonesia. (*)