Momen Hasto PDIP Sebut Ganjar dan Mahfud Md sebagai Korban Authoritarian Populism


TEMPO.CO, Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto memberikan sambutan usai dinyatakan lulus dan diangkat menjadi doktor Program Studi Kajian Strategis dan World di Sekolah Kajian Strategis dan World Universitas Indonesia (UI).

Dalam sambutannya itu, secara khusus Hasto menyampaikan terima kasih kepada Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.

Hasto berseloroh bahwa mantan calon presiden dan wakil presiden pada pemilihan presiden atau Pilpres 2024 itu sebagai ‘korban’ dari authoritarian populism.

“Dan juga yang teristimewa Pak Ganjar Pranowo dan Prof Mahfud Md. Kedua beliau ini menjadi korban authoritarian populism,” ujar Hasto di Balai Sidang UI, Depok, Jumat, seperti dilihat Pace di kanal YouTube UI, Sabtu, 19 Oktober 2024.

Pernyataan Hasto itu pun langsung disambut tawa dan tepuk tangan para tamu undangan yang hadir dalam ujian doktor terbuka tersebut. Dalam tayangan tersebut, tampak Ganjar ikut tertawa dan bertepuk tangan.

Adapun Hasto meraih gelar doktor setelah menyelesaikan disertasinya yang berjudul “Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi, dan Pelembagaan Partai serta Relevansinya terhadap Ketahanan Partai: Studi pada PDI Perjuangan”.

Dalam disertasinya itu, Hasto mengulas mengenai ketahanan PDIP dalam menghadapi Pemilu 2024. Pria kelahiran Yogyakarta ini menyebut disertasinya dimulai dari pemikiran soal perubahan partai setelah lengsernya Presiden kedua RI Soeharto.

“Partai berubah menjadi partai elektoral dan terjadi personalisasi serta bercirikan political commercial advanced,” kata Hasto membuka disertasi.

Dia mememaparkan, perubahan partai yang mengedepankan elektoral sebagai akibat pergantian regulasi pemilu dan ketatnya kontestasi politik. Menurutnya, kelembagaan partai penting diperkuat untuk membuat parpol bisa bertahan terhadap tantangan zaman.

Iklan

“Perubahan regulasi pemilu dan ketatnya kontestasi menyebabkan partai tidak bisa live to tell the tale, karena itulah diperlukan pelembagaan dan ketahanan partai beserta modelnya bagi peningkatan kualitas demokrasi Indonesia,” katanya.

Hasto menyebut, pentingnya kelanjutan PDIP sepanjang perjalanan bangsa ke depan menjadi fokus penelitian. Menurutnya, hal ini berkaitan dengan kemampuan bertahan, tumbuh dan beradaptasi menghadapi berbagai tantangan.

Hasto dalam disertasinya diuji empat profesor dari dalam dan luar negeri, yakni Gumilar Rusliwa Somantri, Bambang Shergi Laksmono, Sulistyowati Soewarno, dan Ludger Helms. Sementara itu, Sidang Terbuka Promosi Doktor dipimpin Athor Subroto dan dihadiri promotor Satya Arinanto, Hanief Saha Ghafur, dan Margaretha Hanita.

Hasto menyelesaikan studi S-3 nya kali ini selama tiga tahun. Dia mengikuti program doktoral yang kedua di Sekolah Kajian Strategic dan World UI. Sebelumnya, dia mengikuti program doktoral di Universitas Pertahanan pada 2022.

Sidang doktoral Hasto turut dihadiri oleh Presiden ke-5 Ri sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menjadi informan utama disertasi Hasto.

Selain Megawati, turut hadir pula sejumlah tokoh seperti Ketua DPP PDIP Adian Napitupulu, mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md.

EKA YUDHA SAPUTRA | ANDRY TRIYANTO

Pilihan Editor: Karangan Bunga Penuhi Lokasi Sidang Terbuka Promosi Doktor Hasto Kristiyanto di UI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *