HUT Partai Gerindra ke-17, Ketahui Makna Emblem Partai Gerakan Indonesia Raya
TEMPO.CO, Jakarta – Prabowo Subianto terpilih kembali sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) periode 2025-2030. Keputusan tersebut diambil melalui hasil Kongres Luar Biasa ke-VII Partai Gerindra yang digelar di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Kamis, 13 Februari 2025.
Hasil kongres tersebut tak hanya menjadikan Prabowo kembali menjabat Ketum Gerindra, tetapi juga menetapkannya sebagai dewan pembina Gerindra.
Partai Gerindra menggelar perayaan hari ulang tahunnya yang ke-17 di Sentul Town World Conference Middle pada Sabtu, 15 Februari 2025. Acara tersebut merupakan puncak peringatan hari berdirinya partai besutan Prabowo Subianto itu yang jatuh pada 6 Februari kemarin.
Sejumlah tokoh hadir dalam schedule hari itu. Mereka di antaranya Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi, Presiden ke-6 Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), mantan wakil presiden Jusuf Kalla serta Take a look at Sutrisno, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep, dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu.
Sepanjang sejarah Gerindra, Prabowo banyak bersumbangsih secara kelembagaan. Salah satunya, Prabowo mengusulkan bentuk emblem Partai Gerindra yang bergambar kepala burung garuda. Ini makna logonya.
Makna Emblem Partai Gerindra
Dilansir dari laman resmi Partai Gerindra, awalnya muncul ide untuk menggunakan burung garuda secara utuh. Namun, para pendiri Gerindra seperti Fadli Zon dan Hashim Djojohadikusumo berpendapat bahwa burung tersebut sudah banyak digunakan menjadi emblem oleh partai-partai lain. Terlebih, simbol Pancasila yang tergantung di dada garuda, mulai dari bintang, padi kapas, rantai, sampai kepala banteng dan pohon beringin, sudah digunakan oleh partai lain.
Untuk menemukan lambang yang tepat, Fadli Zon mengadakan survei kecil-kecilan. Hasilnya, sebagian masyarakat justru menyukai bila Gerindra menggunakan lambang harimau. Harimau adalah binatang yang sangat perkasa dan menggetarkan lawan bila mengaum. Namun, Prabowo memiliki ide lain, yakni kepala burung garuda, ya hanya kepalanya saja. Gagasan itu disampaikan oleh Prabowo sendiri, yang juga disetujui oleh pendiri partai yang lain.
Dengan kesepakatan tersebut, maka Gerindra resmi memakai emblem yang dikenal hingga sekarang. Prabowo menganggap bahwa emblem kepala burung garuda tersebut menggambarkan semangat kemandirian, keberanian dan kemakmuran rakyat. Sementara itu, detail-detail emblem memiliki makna tersendiri.
– Kotak persegi panjang bergaris hitam, dasar warna putih, yang melambangkan kesucian dan keikhlasan. Di tengah terdapat lima persegi bergaris hitam dengan dasar merah.
– Di tengahnya terdapat gambar kepala Burung Garuda dengan warna kuning keemasan, melambangkan kemakmuran.
– Menghadap ke kanan, melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak.
– Kepala Burung Garuda pada lehernya terdapat sisik yang berjumlah 17, terdapat jengger dan jambul berjumlah 8, bulu telinga yang berjumlah 4, bingkai gambar kepala Burung Garuda persegi 5, yang menyimbulkan tanggal kemerdekaan Indonesia, 17-8-45.
– Di atasnya bertuliskan PARTAI berwarna hitam, di bawahnya bertuliskan GERINDRA berwarna merah dengan tepi tulisan berwarna hitam, di bawahnya lagi tulisan GERAKAN INDONESIA RAYA berwarna hitam.
Di awal kemunculannya, Partai Gerindra perlahan mendapatkan tempat di hati masyarakat setelah dideklarasikan pada 6 Februari 2008 dengan visi, misi, dan manifestonya untuk mewujudkan tatanan masyarakat dan pemerintahan yang demokratis, kerakyatan dan sejahtera. Ketika iklan kampanye gencar dilakukan, burung garuda dan suaranya ikut memberi latar belakang dalam iklan tersebut.
Partai Gerindra kemudian berhasil menjadi partai politik yang resmi terdaftar di KPU. Sehingga pada Pemilu 2009, Partai Gerindra memperoleh suara sebanyak 4.646.406 atau 4,46 persen dan mendapat jatah 26 kursi di DPR. Kemudian pada 2014 Gerindra mendapat 73 kursi dan pada 2019 bertambah menjadi 78 kursi di parlemen. Terakhir pada Pemilu 2024, Gerindra memperoleh 86 kursi di parlemen.
Rizki Dewi Ayu dan Mohammad Hatta berkontribusi dalam penulisan artikel ini.