BEM UNS Solo Ikut Aksi Indonesia Gelap, Layangkan Empat Tuntutan Ini
TEMPO.CO, Solo – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sebelas Maret atau BEM UNS Solo ikut dalam gelombang aksi bertajuk Indonesia Gelap yang digelar serentak pada Senin, 17 Februari 2025. Aksi yang diikuti seratusan mahasiswa itu digelar di Street Kampus UNS Solo dengan membawa tuntutan penolakan pemangkasan anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo.
Aksi dilangsungkan dengan menyuarakan protes lewat orasi yang dilakukan secara bergantian oleh para aktivis BEM UNS itu. Mereka juga membentangkan sejumlah spanduk bertuliskan penolakan terhadap kebijakan pemangkasan anggaran tersebut.
Presiden BEM UNS 2025, Muhammad Faiz Zuhdi mengemukakan melalui aksi tersebut mereka menyatakan sikap menolak kebijakan Presiden yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025. Mereka menilai kebijakan tersebut tidak professional rakyat.
“Hal itu mengingat bahwa hasil dari efisiensi anggaran itu kami nilai justru sangat mencederai rakyat. Imbasnya, banyak PHK (pemutusan hubungan kerja) yang terjadi, banyak institusi pemerintahan yang kinerjanya menjadi tidak optimum,” ungkap Faiz kepada wartawan di sela-sela aksi, kemarin.
Faiz menyatakan mahasiswa juga menyoroti imbas kebijakan itu terhadap sektor pendidikan. Meskipun pemerintah telah memastikan pemangkasan anggaran itu tidak berimbas terhadap KIP Kuliah, pihaknya memastikan akan tetap mengawal kebijakan itu untuk mencegah potensi yang kemungkinan muncul akibat dari dampak kebijakan tersebut.
“Meskipun KIPK tidak terimbas, kami tetap mengawal isu pendidikan lainnya. Seperti jika ada wacana kenaikan UKT atau pengurangan anggaran operasional pendidikan,” ucap dia.
Menurut Faiz, aksi BEM UNS ini merupakan bagian dari gerakan mahasiswa secara nasional. Selain UNS, BEM dari berbagai kampus lain di Indonesia juga bergerak bersama, di antaranya di Jakarta dan Semarang. Faiz berharap UNS bisa menjadi inisiator gerakan mahasiswa di Solo.
“Saat ini teman-teman di Jakarta, Semarang, dan berbagai kota lain juga sedang turun aksi. Konsolidasi kami lakukan karena memang kami terhubung secara jejaring. Harapannya UNS bisa menjadi motor penggerak bagi kampus lain di Solo,” katanya.
Ia menyatakan apa yang disuarakan oleh para mahasiswa itu merupakan keresahan multisektoral. Ia juga memastikan mahasiswa tidak akan berhenti menyuarakan aspirasi rakyat. “Jika tuntutan ini belum didengar oleh pemangku kebijakan, kami akan terus mengawal dan melakukan aksi lanjutan,” katanya.
Melalui aksi tersebut, BEM UNS menyampaikan sejumlah tuntutan utama. Pertama, agar ada evaluasi kebijakan efisiensi anggaran yang tidak merugikan pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat.
Kedua, mendesak perbaikan konsep dan implementasi program makan bergizi free of charge agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ketiga, lakukan evaluasi mendalam terhadap kinerja kabinet, dengan mempertimbangkan profesionalisme dan kepentingan rakyat.
Mereka juga mengajak seluruh elemen masyarakat, akademisi, dan mahasiswa untuk terus mengawal kebijakan pemerintah, agar tetap berpihak kepada kesejahteraan rakyat dan prinsip keadilan sosial.