Logo Tempo

Natalius Pigai soal Penolakan Makan Bergizi Free of charge di Papua: Akses Pendidikan Bisa Diperbaiki


TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengatakan makan bergizi gratis merupakan salah satu bentuk pemenuhan HAM yang wajib dilakukan oleh negara kepada rakyatnya. Pigai mengatakan tujuan dari MBG adalah menghasilkan manusia berkualitas dan kompeten menuju 2045.

Pigai menyampaikan pernyataan itu ketika merespons demo penolakan MBG di Papua beberapa waktu lalu. Menurut Pigai, MBG berhak didapatkan oleh seluruh bangsa Indonesia, terlepas dari suku, agama, ras, maupun golongan.

Terkait dengan demo penolakan MBG di Papua, Pigai menilai hal itu dapat terjadi sebagai ungkapan kekecewaan masyarakat akibat belum meratanya akses pendidikan. “Itu bisa diperbaiki dengan saya mengusulkan ya nanti,” kata dia melalui video, dikutip Antara pada Jumat, 7 Maret 2025.

Pigai mengatakan bahwa pendidikan di Papua merupakan tanggung jawab bersama, mulai dari pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, hingga perusahaan-perusahaan yang mengelola sumber daya alam di daerah itu.

Menurut Pigai, tata kelola MBG di Papua perlu berbasis kearifan lokal. Hal itu karena kondisi sosial di Papua yang tidak bisa disamakan dengan daerah lainnya. Pigai mengusulkan MBG bisa dikelola oleh gereja, masjid, hingga mama-mama. Di samping itu, ahli gizi tetap diperlukan sebagai pengontrol kualitas makanan yang akan dibagikan.

Ribuan pelajar di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan sebelumnya menggelar aksi demonstrasi menolak program Makan Bergizi Free of charge (MBG) pada Senin, 17 Februari 2025. Demonstrasi ini diikuti oleh pelajar SMP, SMA, dan mahasiswa. 

Diperkirakan jumlah pelajar yang terlibat dalam demo itu berkisar 3.500 pelajar. Menurut keterangan pihak kepolisian, mereka berasal dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, serta Kabupaten Yahukimo. “Kami memfasilitasi untuk beraudiensi agar kericuhan dan hal tidak diinginkan bisa dihindari,” kata Kabag Ops Polres Jayawijaya Ajun Komisaris Polisi Suparmanto kepada Pace melalui sambungan telepon pada Senin, 17 Februari 2025.

Dalam cuplikan video yang dilihat oleh Pace, mereka menyampaikan penolakan terhadap program makan bergizi free of charge yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Alasannya, mereka lebih membutuhkan pendidikan free of charge. 

Asken Yohans, seorang pelajar yang turut dalam aksi demonstrasi, menyatakan bahwa ia bersama ribuan siswa di Wamena dan Papua pada umumnya memerlukan akses pendidikan free of charge serta fasilitas sekolah yang layak. “Kitorang tidak ingin makan bergizi free of charge, yang kitorang ingin sekolah mudah, mau berobat mudah, itu sudah,” Yohans kepada Pace melalui telepon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *