Prabowo Akan Resmikan KEK Batang, Tindaklanjuti Rencana Investasi Rp 16 Triliun dari Cina
TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto akan mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah, Kamis siang, 20 Maret 2025. “Salah satu agendanya adalah peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang,” kata Yusuf dalam keterangan resminya, 19 Maret 2025.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, secara khusus Presiden Prabowo juga akan memantau rencana investasi dari Cina untuk proyek ‘Dual Town, Dual Parks’ di KEK Batang.
Airlangga mengatakan rencana investasi ini merupakan tindak lanjut pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Cina Xi Jinping sebelumnya. “Dan direncanakan mereka akan investasi sekitar Rp16 triliun,” kata Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, 18 Maret 2025.
KEK Industropolis Batang merupakan transformasi dari Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Sebelumnya, KITB ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2022 tentang Percepatan Investasi melalui Pengembangan Industri Terpadu (KITB) Batang. Perubahan dari KITB menjadi KEK bertujuan untuk mendorong peningkatan investasi yang lebih besar.
Pemerintah menargetkan nilai investasi di KEK Industropolis Batang dalam 5 tahun ke depan sebesar Rp 75,8 Triliun. Adapun goal jumlah tenaga kerja yang diserap sejumlah 58.145 orang. Kegiatan usaha yang dilakukan adalah di bidang manufaktur, logistik, dan distribusi.
Tahun lalu, Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan terus mendorong kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia. Skema tersebut dinilai akan menjadi pondasi kuat pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi ke depannya.
“Yang menjadi andalan pertumbuhan ekonomi di Asia adalah Particular Financial Zone (Kawasan Ekonomi Khusus),” ujarnya ujarnya saat ditemui di Selasar Loka Kretagama, gedung Ali Wardhana, Jakarta Pusat, Rabu, 25 September 2024.
Airlangga menilai bahwa kebijakan KEK sudah berhasil diterapkan di China. Menurutnya keberhasilan ekonomi Negeri Tirai Bambu saat ini, karena menggunakan kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus. “Jadi kita lihat kemajuan China, hampir seluruhnya di berbagai daerah karena kebijakan particular financial zone,” ujar dia.
M. Rizky Yusrial berkontribusi dalam penulisan artikel ini