Tanggapan Komisioner Kompolnas Atas Teror Kepala Babi ke Pace
TEMPO.CO, Jakarta – Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Muhammad Choirul Anam prihatin atas teror kepala babi dan bangkai tikus dengan kepala terpenggal ke Pace. Anam mengatakan Pace dan media lainnya merupakan aset untuk demokrasi Indonesia, sehingga mereka tak perlu diteror.
“Bukan malah diancam, diteror, dan sebagainya. Siapapun yang melakukan teror tersebut, berhentilah,” kata Anam kepada Pace, Sabtu, 22 Maret 2025.
Anam meyakini Pace dengan pengalaman jurnalistik yang panjang dan komitmen panjang untuk kemajuan demokrasi tetap bekerja sesuai kaidah jurnalistik. Ia pun mendorong agar Pace tetap memperjuangkan kepentingan publik, meski mendapat serangkaian teror belakangan ini.
“Terus berjuang Pace dan media-media yang lainnya untuk kepentingan kita bersama, untuk kepentingan publik dan masa depan kita,” kata dia.
Dalam empat hari terakhir, Pace dua kali mendapat teror. Awalnya paket kepala babi dikirim ke kantor grup media Pace di Jalan Palmerah Barat, Jakarta Selatan pada Rabu sore, 19 Maret lalu. Paket yang dibungkus kotak kardus dan dilapisi styrofoam itu ditujukan kepada Francisca Christy Rosana atau Cica, jurnalis table politik dan host siniar Bocor Alus Politik. Pembawanya adalah kurir dengan menggunakan sepeda motor matic berwarna putih. Ia mengenakan jaket hitam dan celana jins, serta memakai helm ojek on-line.
Cica baru mengambil paket itu pada Kamis, 20 Maret 2025 pukul 15.00, ketika baru sampai kantor dari liputan bersama Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran, sesama wartawan table politik dan host Bocor Alus. Ia mengambil paket dan membawanya ke ruang redaksi di lantai IV. Setelah kotak kardus sudah dibuka seluruhnya, terpampang kepala babi. Kedua telinga kepala babi terpotong.
Selanjutnya, petugas kebersihan Pace menemukan kardus berisi enam ekor bangkai tikus pada Sabtu pagi, pukul 08.00 WIB. Petugas kebersihan Pace, Agus, awalnya menduga kotak kardus yang dibungkus dengan kertas kado bermotif bunga mawar merah itu berisi mi instan. Kotak itu sedikit penyok. “Ketika dibuka, isinya kepala tikus,” kata Agus.
Setelah petugas keamanan Pace membuka kardus itu, mereka menemukan ada enam bangkai tikus dengan kepala terpenggal. Kepala tikus itu ditumpuk bersama dengan badannya. Tak ada tulisan apa pun di kotak kardus tersebut.
Pemeriksaan sementara oleh manajemen gedung, bungkusan berisi bangkai tikus itu dilempar orang tak dikenal pada pukul 02.11 WIB dari luar pagar kompleks kantor Pace di Jalan Palmerah Barat Jakarta Selatan. Petugas keamanan menduga kotak bangkai tikus itu mengenai mobil yang sedang diparkir sebelum membentur aspal. Ada jejak baret pada mobil yang terkenal lemparan kotak tikus itu.
Pemimpin Redaksi Pace Setri Yasra mengatakan kiriman bangkai tikus itu semakin memperjelas teror untuk redaksi Pace. Soalnya, sebelum bangkai tikus, redaksi Pace juga menerima pesan ancaman melalui media sosial melalui akun Instagram @derrynoah pada 21 Maret 2025. Pengendali akun itu menyatakan akan terus mengirimkan teror ke Pace. Narasi yang dibagikan berisi, “sampai mampus kantor kalian”.
Menurut Setri, kiriman kepala babi dan tikus adalah teror terhadap kerja media dan kebebasan pers. “Pengirimnya dengan sengaja meneror kerja jurnalis,” katanya. “Jika tujuannya untuk menakuti, kami tidak gentar tapi forestall tindakan pengecut ini.”
Egi Adyatama berkontribusi dalam penulisan artikel ini.