Anggota DPR Minta Aparat Serius Tangani Penyerangan Enam Guru oleh TPNPB-OPM
TEMPO.CO, Jakarta – Anggota Komisi III DPR Hinca Panjaitan meminta aparat hukum serius menangani kasus penyerangan enam guru di Distrik Anggruk, Yahukimo, Papua Pegunungan, oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
“Saya ingin minta kepada aparat penegak hukum mewakili negara, serius dan segera atasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ini, dan bongkar lagi secepatnya mengapa itu terjadi,” kata Hinca Panjaitan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Senin, 24 Maret 2025.
Dia mengatakan penanganan ini agar keluarga korban dapat segera mengetahui penyebab penyerangan tersebut. Komisinya juga akan memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengenai insiden itu.
“Di dalam kesempatan pertama nanti kalau Kapolri hadir, saya akan tanyakan ini. Tapi ini kesempatan kami untuk segera meminta Kapolri turun bentuk tim secepatnya untuk mengatasi ini,” ucap dia.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Candra Kurniawan menyebutkan dampak serangan TPNPB-OPM di Kabupaten Yahukimo. Salah satunya menyebabkan guru dan tenaga kesehatan dievakuasi dari wilayah itu.
“Saat terjadi penyerangan oleh gerombolan OPM di Distrik Anggruk Kabupaten, Yahukimo, yang berhasil dievakuasi para guru dan tenaga kesehatan berjumlah 61 orang,” kata Candra dihubungi Pace melalui pesan pendek pada Senin.
Candra mengatakan TNI akan bersinergi dengan semua unsur discussion board koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda), para tokoh dan semua elemen masyarakat melakukan pendekatan humanis. TNI juga bakal melakukan penegakan hukum untuk melindungi dan menjaga keselamatan masyarakat.
Enam orang guru di Distrik Anggruk tewas dalam sebuah serangan oleh kelompok bersenjata pada Jumat, 21 Maret 2025. TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Candra Kurniawan mengatakan korban tewas diduga dengan cara dibakar saat berada di dalam bangunan sekolah. Dia mengatakan korban tewas dengan cara dibakar hidup-hidup.
Dari enam orang korban, kata Candra, empat di antaranya sudah teridentifikasi. Salah satu korban diketahui merupakan tenaga kesehatan yang bertugas di Distrik Anggruk, Papua Pegunungan.
Daniel Ahmad Fajri berkontribusi dalam pembuatan artikel ini.