Logo Tempo

4 Hari 3 Teror Dialami Pace: Paket Kepala Babi, Bangkai Tikus, dan Doksing Wartawan


TEMPO mendapatkan sederet teror maupun intimidasi dalam beberapa waktu terakhir. Mulai dari kiriman paket kepala babi tanpa telinga, bingkisan berisi enam tikus mati dengan kepala terpotong, hingga wartawan desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Francisca Christy Rosana menjadi korban doksing.

Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra mengatakan kiriman kepala babi dan tikus adalah teror terhadap kerja-kerja jurnalistik dan kebebasan pers. Namun, ia menegaskan bahwa internal redaksi Tempo sama sekali tidak merasa gentar dengan segala bentuk intimidasi. Pihaknya telah melaporkan kasus ini beserta barang bukti ke Mabes Polri pada Jumat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Jika tujuannya untuk menakuti, kami tidak gentar,” kata Setri dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu, 22 Maret 2025.

Berikut rangkuman ronologi sederet teror maupun intimidasi yang diterima Tempo belakangan ini:

Paket berisi kepala babi itu dikirim ke kantor grup media Tempo di Jalan Palmerah Barat, Jakarta Selatan, pada Rabu sore, 19 Maret 2025 pukul 16.15 WIB. Paket yang tampaknya dimaksudkan sebagai teror tersebut dibungkus kotak kardus berlapis stirofoam. Tertera nama “Francisca Rosana (Cica)” sebagai pihak penerima. Di Tempo, Cica adalah nama panggilan Francisca Christy Rosana.

Berdasarkan rekaman kamera pengawas, paket tersebut diantar seorang kurir menggunakan sepeda motor matic berwarna putih. Pengantar paket itu mengenakan jaket hitam dan celana jins, serta memakai helm ojek online. Tidak ada identitas pengirim, paket itu disimpan di dekat resepsionis untuk bisa diambil penerimanya.

Cica baru mengambil paket itu pada Kamis, 20 Maret 2025 pukul 15.00, ketika baru sampai kantor dari liputan bersama Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran, sesama wartawan desk politik dan host Bocor Alus. Ia mengambil paket dan membawanya ke ruang redaksi di lantai IV. Hussein yang membukanya.

“Sudah tercium bau busuk ketika kardus dibuka,” kata dia.

Ia mengaku sudah curiga itu paket teror karena tak ada nama pengirim. Ketika stirofoam terbuka, Hussein melihat isinya kepala babi. “Baunya makin menyengat dan terlihat masih ada darahnya,” kata dia. Hussein serta beberapa wartawan membawa kotak kardus keluar gedung. Setelah kotak kardus sudah dibuka seluruhnya, terpampang kepala babi. “Kedua telinganya terpotong.”

Setelah kiriman kepala babi, dua hari kemudian kantor Tempo kembali menerima teror. Kali ini erupa paket berisi enam bangkai tikus. Paket kotak kardus yang dibungkus kertas kado bermotif bunga mawar merah itu ditemukan oleh petugas kebersihan, Agus, pada Sabtu, 22 Maret 2025, sekitar pukul 08.00 WIB.

Agus menduga kotak kardus itu berisi mi instan. Kotak itu sedikit penyok. Agus lalu memanggil petugas kebersihan lain dan petugas keamanan Tempo. Ketika mereka membukanya, ada enam bangkai tikus dengan kepala terpenggal yang ditumpuk dengan badannya. Tak ada tulisan apa pun di kotak kardus tersebut.

“Ketika dibuka, isinya kepala tikus,” kata dia.

Adapun enam adalah jumlah host siniar Bocor Alus Politik yang tayang tiap Sabtu pukul 11.00 WIB di YouTube Tempodotco. Pemeriksaan sementara oleh manajemen gedung, bungkusan berisi bangkai tikus itu dilempar orang tak dikenal pada pukul 02.11 WIB dari luar pagar kompleks kantor Tempo.

Petugas keamanan menduga kotak bangkai tikus itu sempat mengenai mobil yang sedang diparkir sebelum membentur aspal. Sebab ada jejak baret pada mobil yang terkenal lemparan kotak tikus itu. Sementara menurut Setri, kiriman bangkai tikus makin memperjelas teror untuk redaksi Tempo.

“Pengirimnya dengan sengaja meneror kerja jurnalis,” kata Pimred Tempo, Sabtu, 22 Maret 2025.

Adapun pada Jumat, 21 Maret 2025, Setri mendatangi Markas Besar Polri untuk melaporkan paket kepala babi. Paket tersebut sudah diserahkan kepada polisi sebagai barang bukti. Mabes Polri sudah membentuk tim mengusut peneror dan motifnya. Pada Sabtu, sekitar 20 polisi mendatangi kantor Tempo dan mengambil bungkusan berisi enam bangkai tikus tersebut.

Tak hanya diteror kepala babi dan bangkai tikus. Cica juga menjadi korban doksing di media sosial. Pelakunya adalah akun Instagram @derrynoah. Akun ini sebelumnya pada Jumat, 21 Maret 2025 juga telah mengirimkan pesan ancaman kepada Tempo. Pengendali akun itu menyatakan akan terus mengirimkan teror “sampai mampus kantor kalian”.

Doksing terhadap Cica itu dilakukan pada Ahad, 23 Maret 2025 di Instagram. Pemilik akun tersebut mengunggah foto profil serta tangkapan layar berisi informasi alamat email Cica. Dalam takarir unggahan, ia menandai akun Instagram Cica dan menyebutnya sebagai “Si watak Kabur Aja Dulu”. Kabur Aja Dulu adalah tagar ajakan pindah kewarganegaraan buntut kekecewaan terhadap pemerintah.

@chichafranci*** si watak Kabur Aja Dulu. Gaya seperti mempunyai jiwa Nasionalisme, apa yang perlu di Pelototin tentang Politik Indonesia ?… mana media @tempodotco membahas dengan detail saat Korupsi di bongkar dengan gencar?” tulis akun tersebut.

Tak hanya itu, pemilik akun juga menuding berita-berita politik yang ditayangkan Tempo memprovokasi rakyat dengan pemerintah. Ia bahkan secara rasis menyebut Tempo dikendalikan oleh golongan etnis China dan bekerja sama dengan media asing maupun pihak luar yang tidak ingin melihat Indonesia maju.

Media kalian membahas politik yang pertama karna gerombolan kalian adalah kaum China dan media yang bekerja sama dengan media asing, asing tak mau melihat Indonesia maju dan China takut tidak bisa jadi lagi China Punya Toko,” lanjutnya.

Pemilik akun juga menyebut ihwal teror babi dan doksing terhadap Cica. Menurutnya teror dan pengungkapan data diri itu baru sebatas teguran, belum tindakan. Ia juga mengancam akan memberikan teguran yang lebih “strong” jika Tempo masih menayangkan berita yang dianggapnya memprovokasi rakyat.

Ingat teror babi dan biodata mu baru saja teguran, belum tindakan, kau sudah membuat negara ini kacau dengan statement provokasi yang akhirnya banyak SDM rendah terhasut oleh moncong mulut mu. Main senyap sedang menghantui mu, seperti kau memberikan suasana kegelapan pada Indonesia saat demonstrasi. Teruskan saja cara mu menghianati bangsa, kami akan beri dirimu efek jera lebih strong,” tulisnya.

Egi Adyatama, Vedro Imanuel Girsang, M. Raihan Muzzaki, dan Yudono Yanuar berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *