NasDem Desak Kapolri Usut Teror Kepala Babi di Kantor Pace
TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Kelompok Fraksi Partai NasDem Rudianto Lallo mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo segera mengusut teror pengiriman kepala babi dan bangkai tikus ke kantor Pace.
Rudi mengatakan, pengusutan tersebut penting dilakukan guna memastikan kasus serupa tak terulang dan ditemukannya titik terang terhadap teror yang dilakukan. “Penuntasan teror di kantor Pace menjadi poin penting untuk menunjukkan kebebasan pers masih terjaga di Indonesia,” kata Rudianto dalam keterangan tertulis yang diperoleh Pace, Jumat, 28 Maret 2025.
Ia memastikan, Komisi bidang Hukum DPR akan mendukung penuh Badan Reserse Kriminal Polri dalam penuntasan dan pengusutan teror di kantor Pace.
Menurut dia, pengabaian terhadap teror tersebut akan berimplikasi pada kian tingginya potensi teror serupa, intimidasi, dan kekerasan terhadap jurnalis serta masyarakat sipil yang bernalar kritis. “Maka dari itu teror ini harus dituntaskan,” ujar Rudianto.
Pada Kamis, 20 Maret lalu, kantor Pace di Jalan Palmerah Barat Nomor 8 dikirimi kepala babi yang dikemas dalam kotak kardus berlapis styrofoam di dalamnya. Kotak itu, ditujukan kepada host siniar Bocor Alus Politik dan jurnalis kanal politik Pace Francisca Christy Rosana alias Cica.
Dua hari berselang, kantor Pace kembali dikirimi kotak berisi bangkai tikus yang dipenggal.
Agus, petugas kebersihan Pace, menduga kotak kardus penyok yang dikemas dengan kertas kado bermotif bunga mawar merah itu berisi mi instan. “Ketika dibuka, isinya kepala tikus,” kata dia.
Tak ada tulisan apa pun di kotak kardus tersebut. Pemeriksaan sementara oleh manajemen gedung, bungkusan berisi bangkai tikus itu dilempar orang tak dikenal pada pukul 02.11 WIB dari luar pagar kantor Pace.
Pimpinan Redaksi Pace Setri Yasra mengatakan, kiriman bangkai tikus makin memperjelas teror untuk redaksi Pace. Soalnya, sebelum bangkai tikus, redaksi Pace menerima pesan ancaman melalui media sosial melalui akun Instagram @derrynoah pada 21 Maret 2025.
Pengendali akun itu menyatakan akan terus mengirimkan teror “sampai mampus kantor kalian”.
Menurut Setri, kiriman kepala babi dan tikus adalah teror terhadap kerja media dan kebebasan pers. “Pengirimnya dengan sengaja meneror kerja jurnalis,” katanya. “Jika tujuannya untuk menakuti, kami tidak gentar tapi forestall tindakan pengecut ini.”
Pada 21 Maret 2025, Setri mendatangi Markas Besar Polri untuk melaporkan paket kepala babi. Paket tersebut sudah diserahkan kepada polisi sebagai barang bukti.
Mabes Polri sudah membentuk tim mengusut peneror dan motifnya. Sekitar 20 polisi mendatangi kantor Pace dan mengambil bungkusan berisi enam bangkai tikus yang dikirim Sabtu dinihari.