Potensi Kenaikan Harga Emas hingga Alasan Investasi
TEMPO.CO, Jakarta – Belakangan warga rela mengatre di Butik Emas Antam guna membeli jenis logam mulia tersebut, tidak sedikit yang rela datang sejak pagi sebelum toko dibuka hingga menunggu berjam-jam sebab antrean mengular.
Salah satu yang terlihat pada ramai atrean adalah Butik Emas Logam Mulia Setiabudi One, Kuningan, Jakarta Selatan. Pantauan Tempo, lebih dari 273 orang mendapatkan nomor antrean untuk membeli emas jenis logam mulia tersebut, pada Sabtu, 12 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan pantauan di lokasi, antrean di gerai tersebut penuh sampai ke teras depan. Bahkan ada yang mendatangi butik emas itu sebelum toko dibuka. “Saya datang sekitar pukul 07.00 WIB tadi, ini baru selesai transaksinya,” kata Sayid Rahman saat ditemui di depan butik emas, pada pukul 09.37 WIB.
Selain itu, antrean juga terjadi di Butik emas Antam yang berlokasi di Gedung Antam Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, pada Jumat, 11 April 2025.
Adapun sejumlah masyarakat menyatakan memilih membeli emas karena keuntungan nilai investasi yang dihasilkan lebih besar. Salah satunya Oki, yang menyebut saat ini lebih memilih untuk menambah portofolio aset berupa emas batangan, mengingat harga emas terus mengalami lonjakan.
“Imbal baliknya lebih besar, kalau di bank konvensional bunganya kecil,” kata dia Jumat, 11 April 2025 seperti dilansir dari Antara.
Selain itu, warga lain bernama Bambang menilai kondisi ekonomi saat ini tidak stabil, dan untuk pilihan aset, dia menilai emas batangan merupakan produk investasi yang mempunyai stabilitas harga jual. “Lihat kondisi pasar juga perkembangannya saat ini gak stabil, dan paling stabil ini emas. Makannya saya investasi di emas,” ujarnya.
Sementara itu, Rina mengkai dirinya membeli emas karena mengikuti perkembangan kondisi harga jual emas di berita. Menurut dia, saat ini investasi dengan menggunakan emas batangan dinilai tepat. “Saya lihat lagi viral banget orang beli emas, karena biasanya saya beli perhiasan. Terus pas saya lihat berita kok menarik ya, makanya coba untuk beli emas,” katanya.
Untuk diketahui, emas Antam diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk. Ini merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang bisnis emas retail. Merujuk laman resminya, harga emas Antam per hari ini mulai dari Rp 1.002.000 untuk emas batangan dengan berat 0,5 gram. Sedangkan untuk berat 1.000 gram dibanderol seharga Rp 1.844.600.000. Harga-harga tersebut belum termasuk pajak penghasilan atau Pph 0,25 persen.
Potensi Kenaikan Harga Emas
Sementara itu, merespons fenomena ini, Ekonom dan Praktisi Pasar Modal Hans Kwee menilai potensi kenaikan harga emas akan terbatas pada tahun ini karena sudah naik cukup banyak tahun lalu sekitar 27,25 persen.
“Karena emas sudah naik banyak dari tahun lalu, maka hitungan kami potensi kenaikan terbatas,” ujar Hans di Jakarta, Jumat, 11 April 2025 sebagaimana dilansir dari Antara.
Pada awal tahun lalu, harga emas sebesar 2.062 dolar Amerika Serikat (AS) per troy ons. Memasuki akhir 2024, harga emas menyentuh 2.624 dolar AS per troy ons atau meningkat 27,25 persen. Adapun, per Kamis 10 April 2025, harga emas sekitar 3.114 dolar AS per troy ons atau meningkat 18,67 persen. “Kalau target tertinggi kami 3.300 (dolar AS per troy ons). Artinya, hanya potensi naik 5,9 persen dengan risk meningkat,” katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, emas hanya instrumen investasi aman (safe haven) yang diambil ketika terjadi potensi krisis ekonomi. Namun, mengingat keadaan ekonomi AS yang mungkin hanya mengalami resesi kecil, kenaikan harga emas diperkirakan akan terbatas.
Karenanya, Hans menilai investor di Indonesia harus memiliki cash dan mulai membeli saham-saham dengan fundamental bagus yang telah terkoreksi besar, seiring kecenderungan pasar global akan menghindari dolar AS sebagai instrumen investasi.
“Perang dagang langsung melibatkan AS dan China, bahkan AS melawan Seluruh dunia, (membuat) AS berpotensi resesi dan The Fed mungkin akan menurunkan bunga 3 sampai 4 kali untuk tahun in, maka dolar AS bukan pilihan tepat,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira merinci tiga faktor yang membuat belakangan ini emas batangan banyak dibeli masyarakat, yakni tekanan ekonomi global, imbal investasi besar dan dana darurat.
Faktor pertama yakni saat ini masyarakat dan investor melihat adanya tekanan ekonomi global. “Mereka mencoba untuk menggeser portofolio investasinya menjadi emas batangan, sehingga ada demand yang meningkat di tengah situasi ekonomi yang cukup memburuk,” ujarnya.
Kemudian, faktor kedua yakni sebagian masyarakat menggunakan emas batangan untuk meningkatkan imbal hasil dari investasi. Hal ini karena nilai tambah dari emas batangan dinilai lebih tingi dibanding bunga bank konvensional.
Sementara untuk faktor ketiga,kata Bhima karena masyarakat membutuhkan emas batangan sebagai dana darurat, mengingat likuiditas logam mulia dinilai lebih cepat. “Karena emas itu likuiditasnya cepat. Ketika kena PHK atau untuk memenuhi kebutuhan darurat, emas ini dapat cepat dicairkan,” kata Bhima.
Adapun pada Kamis, 10 April 2025 harga emas batangan buatan Antam, UBS, dan Galeri24 di Pegadaian, kompak meroket hingga Rp60.000 dari hari sebelumnya.
Emas Antam meroket Rp 60.000 dari semula Rp 1.798.000 menjadi Rp1.858.000 per gram, emas buatan Galeri24 turut melonjak Rp 57.000 ke angka Rp1.816.000 dari semula Rp1.759.000 per gram.
Sementara emas buatan UBS gold melesat naik Rp 57.000 dari semula Rp 1.754.000 menjadi Rp 1.811.000 per gram.
Pada sesi perdagangan pagi di Asia per Jumat, 11 April 2025, harga emas melonjak tajam dan kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Emas spot sempat menyentuh level tertinggi di 3.219 dolar AS per troy ons, dengan kenaikan lebih dari 5 persen dalam sepekan dan telah naik lebih dari 22 persen sejak awal tahun, sekali lagi mencetak rekor tertinggi baru.
Mengacu data tersebut, harga spot emas tahun ini ada proyeksi harga emas bisa ke 3.300-3.500 dolar AS per troy ons atau hampir Rp2 juta per gram.
Alif Ilham Fajriadi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.