TPNPB OPM Klaim Dapat Bantuan Web Satelit dari Negara Asing
TEMPO.CO, Jakarta – Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM Sebby Sambom mengklaim mereka mendapat bantuan berupa web satelit dari negara asing untuk kebutuhan komunikasi di lapangan.
“Sumbangan untuk juru bicara,” kata Sebby sambil menyebut nama negara dan merek web satelit saat wawancara bold bersama Pace pada Ahad, 13 April 2025.
Dalam kesempatan itu, Sebby menunjukkan satu unit perangkat web satelit yang digunakannya. Pace masih berupaya mengkonfirmasi klaim TPNPB OPM kepada pihak-pihak terkait.
Sebby mengatakan, web satelit ini kerap digunakan untuk menjalankan tugasnya sebagai juru bicara. Dia berujar, bantuan layanan web satelit ini penting, sebab adanya larangan bagi media untuk masuk ke wilayah konflik di Papua.
Sebby tak ingin menjelaskan lebih banyak ihwal cara kelompoknya saling berkomunikasi dari satu wilayah dengan wilayah lain. Namun, menurut dia, kelompoknya yang tersebar di 36 wilayah komando daerah pertahanan (Kodap) dapat memanfaatkan teknologi apa pun untuk berkomunikasi.
“Ini sudah zaman teknologi. TPNPB OPM itu berjuang, berusaha dengan cara apa saja. Bagaimana teknik kirim laporan, berkomunikasi, itu urusan kami,” ucapnya.
Selain itu, ia mengklaim bahwa kelompoknya kini memiliki badan intelijen. OPM menyebut badan ini sebagai Papua Intelligence Provider atau PIS.
Sebby mengatakan, PIS berperan penting untuk memberikan informasi di lapangan. Dia mengklaim, informasi yang dilaporkan oleh PIS lebih cepat dibandingkan aparat Indonesia.
Laporan tersebut, kata Sebby, diterima dengan detail-detail tertentu. Dia menyebutkan, misalnya, informasi jumlah kapal TNI-Polri yang masuk. “Itulah kenapa kami bisa tahu lebih dulu. PIS itu ada di mana-mana, Indonesia tidak akan tahu,” ucapnya.
Sebby Sambom menolak memberikan identitas pemimpin PIS secara rinci. Dia menegaskan pentingnya kerahasiaan dalam struktur intelijen mereka. “Itu rahasia kami, karena hanya PIS yang akan menyukseskan kemerdekaan Papua,” katanya.