Logo Tempo

Soroti Kehadiran Militer di Kampus, Koalisi Sipil: Bentuk Nyata Infiltrasi


TEMPO.CO, Jakarta – Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan menyoroti tindakan prajurit TNI yang hadir pada sejumlah kegiatan mahasiswa di kampus.

Perwakilan koalisi Muhammad Isnur mengatakan, selain melanggar kebebasan akademik, tindakan prajurit TNI merupakan teror dan upaya untuk mengintimidasi gerakan mahasiswa.

“Ini bentuk nyata infiltrasi,” kata Isnur melalui pesan suara singkat, Sabtu, 19 April 2025.

Ia mengingatkan, dalam Undang-Undang TNI yang telah disahkan DPR memang diatur tugas TNI dalam operasi militer selain perang. Namun, infiltrasi ke kampus tidak termasuk dalam ketentuan tersebut.

Menurut dia, apa yang dilakukan TNI dengan hadir secara tiba-tiba ke kegiatan mahasiswa, bukan hanya melanggar kebebasan akademik, tapi juga melanggar ketentuan UU TNI yang baru.

“Sehingga jelas, ini tindakan yang melampaui kewenangan,” ujar Isnur.

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid berpendapat serupa. Ia mengatakan, kehadiran tiba-tiba prajurit TNI ke kampus merupakan upaya intimidasi terhadap gerakan mahasiswa.

Menurut Usman, pernyataan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat ihwal hadirnya Bintara Pembina Desa di kegiatan diskusi Mahasiwa Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang pada Senin lalu, bukan merupakan kegiatan tugas dan fungsi TNI.

Ia mengingatkan, kampus adalah ruang bebas akademik dan tidak seharusnya dimasuki militer dengan dalih penjagaan atau operasi kewilayahan.

“Diskusi di kampus bukan merupakan ancaman terhadap kedaulatan negara,” ujar Usman.

Sebelumnya, Diskusi bertajuk “Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-bayang Militer bagi Kebebasan Akademik” yang dihelat Kelompok Studi Mahasiswa UIN Walisongo tiba-tiba dihadiri oleh seorang tidak dikenal.

Mahasiswa yang mencurigai orang tak dikenal adalah intelijen TNI, kemudian meminta agar memperkenalkan diri. Namun, orang tak dikenal itu menolak menyebutkan nama lengkap dan asal lembaga sebelum meninggalkan lokasi diskusi.

Setelah orang tak dikenal pergi, mahasiswa kemudian didatangi petugas keamanan kampus yang meminta mereka menemui seseorang di sekitar lokasi. Orang yang dimaksud, ternyata merupakan prajurit TNI.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana tak membantah ihwal kehadiran prajurit TNI di kegiatan diskusi mahasiswa UIN Walisongo.

Ia mengatakan, kehadiran Babinsa dari Komando Rayon Militer Ngaliyan dengan nama Sersan Satu Rokiman, adalah untuk menjalankan tugas rutin. Namun, ia membantah jika orang tak dikenal yang hadir ke house diskusi dalah prajurit TNI.

“Yang hadir hanya Babinsa, satu orang. Kalau orang di video viral itu bukan anggota kami. Babinsa hadir bukan untuk mengintervensi, kami pastikan tidak ada hal seperti itu,” kata Wahyu.

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan, kehadiran Komandan Distrik Militer 0508/Depok pada kegiatan konsolidasi mahasiswa di Universitas Indonesia, Rabu lalu tidak memiliki tujuan atau penugasan pemantauan

Ia menyayangkan narasi yang mencuat jika kehadiran TNI di UI bertujuan untuk melakukan pemantauan atau infiltrasi terhadap mahasiswa. Apalagi, prajurit TNI hadir karena menerima undangan.

Menurut dia, Dandim 0508/Depok Kolonel Iman Widhiarto hadir atas undangan yang diberikan seorang mahasiswa berinisial F dan Bagian Pengamanan UI yang telah mengenal baik Dandim Depok, Kolonel Iman Widhiarto.

“Undangannya, untuk diskusi dan ngobrol. Tidak ada pemantauan,” ujar Kristomei.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *