Logo

Cak Imin Desak Kemenkes Investigasi Keracunan Massal MBG di Cianjur


TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menyelidiki penyebab puluhan siswa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, keracunan massal. Sebanyak 52 siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Cianjur diduga keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Itu yang harus dicek sumber utamanya ya. Tolong kepada Kementerian Kesehatan mengecek sumber utama keracunan itu,” kata laki-laki yang kerap dipanggil Cak Imin itu, di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu, 23 April 2025.

Ia berujar Kemenkes harus turun tangan mengusut apa latar belakang dari keracunan itu. “Apakah dari dapurnya, apakah dari proses angkutannya, apakah dari tempat lain-lain. Nanti kita tunggu aja investigasinya,” ujar Cak Imin.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyebut Dinas Kesehatan Daerah Cianjur harus tanggap merespons kejadian ini. “Laboratorium Kesehatan bDaerah harus cepat ya mengambil langkah-langkah supaya kita tenang,” kata dia.

Adapun Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana belum bisa memastikan apakah keracunan itu terjadi akibat menu Makan Bergizi Free of charge. Dia masih menunggu hasil uji laboratorium yang tengah dilakukan timnya untuk mengetahui penyebab keracunan. “Kami sedang menunggu hasil Lab Kesda Provinsi dari sampel yang sudah dikirimkan. Kami akan replace infonya pada kesempatan pertama setelah hasil lab keluar,” ujar Dadan dalam keterangan tertulis, Selasa, 22 April 2025.

Dadan mengatakan sampel MBG yang dimasak pada Senin, 21 April 2025 telah dikirimkan ke Lab Kesda Provinsi setempat. Untuk hasilnya, kata dia, akan keluar dalam rentang waktu sepuluh hari ke depan. “Menurut keterangan dari perwakilan SPPG, makanan yang diolah juga telah memenuhi standar dan telah melewati proses sebagaimana mestinya,” kata dia.

Belasan siswa SMP PGRI Cianjur sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur karena menderita keracunan yang diduga berasal dari makanan program Makan Bergizi Free of charge atau MBG, Selasa, 22 April 2025. Sebelum itu, sebanyak 52 siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Cianjur juga menderita keracunan usai menyantap makanan MBG.

Berdasarkan informasi, makanan MBG yang dipasok ke SMP PGRI Cianjur berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Limbangansari, sama dengan yang memasok ke MAN 1 Cianjur.

Pengurus Yayasan Khasanah Ibu Bahagia yang menaungi SPPG Limbangansari, Ridwan Abdullah membenarkan bahwa MBG untuk SMP PGRI Cianjur dan MAN 1 Cianjur dipasok dari dapur umum yang sama. Menurut Ridwan, saat ini produksi disetop sementara untuk seluruh pasokan ke sekolah-sekolah. “Ya, disetop sementara produksi makanan untuk semua sekolah yang dipasok dari SPPG Limbangansari. Kami masih menunggu hasil uji dari Laboratorium Keaehatan Daerah Kabupaten Cianjur,” ujar Ridwan saat dihubungi Pace, Selasa, 22 April 2025. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Frida Laila Yahya mengaku belum bisa memberikan keterangan soal tambahan pasien diduga keracunan dari siswa SMP PGRI Cianjur. “Laporannya belum masuk, baru yang MAN yang sudah lengkap datanya,” kata Frida.

Berdasarkan knowledge yang disampaikan Frida, replace situasi in line with tanggal 22 April 2025, di RSUD Sayang jumlah terdampak 35 orang, observasi 0 orang, dirawat 0 orang, dan dipulangkan 35 orang. Sementara di RS Bhayangkara jumlah terdampak 16 orang, observasi 1 orang, dirawat 6 orang, dan dipulangkan 9 orang. “Semuanya siswa MAN 1 Cianjur yang kemarin diduga menderita keracunan,” kata Frida.

Deden Abdul Aziz berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *