Logo Tempo

Dasco Bantah Bicarakan Hasan Nasbi Saat Bertemu Prabowo


TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan kehadirannya menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara pada Selasa, 29 April 2025 lalu membahas banyak hal. Ia menampik kehadirannya bersama Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani itu membicarakan soal pengunduran diri Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi.

“Saya datang bersama Pak Muzani. Kami membicarakan urusan partai,” katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu, 30 April 2025.

Dasco berujar ada banyak topik obrolan yang didiskusikan bersama Prabowo dan Muzani. Salah satunya menu makanan yang mereka santap, yakni sayur lodeh. “Enak banget sayur lodeh di situ,” ujarnya.

Saat ditanya apakah alasan mundurnya Hasan Nasbi karena pernyataan kontroversialnya tentang teror kepala babi, Dasco kembali menampik. Wakil Ketua DPR itu menegaskan pertemuan itu menjadi wadah diskusi tentang urusan partai.

Dasco menegaskan tak mau mencampuri kewenangan pemerintah dalam menentukan keputusan, seperti undur diri Hasan Nasbi.

“Legislatif, enggak ngurusin urusan eksekutif. Saya kan enggak ngomong urusan begituan dengan Pak Prabowo,” tuturnya.

Sebelumnya, Hasan Nasbi mengumumkan pengunduran dirinya melalui pesan video yang diunggah di Instagram Overall Politik. Surat pengunduran diri Hasan Nasbi sudah dikirimkan kepada Presiden Prabowo Subianto melalui Sekrestaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

“Pada hari ini, 21 April 2025 sepertinya saat itu sudah tiba, surat pengunduran diri saya tandatangani dan saya kirimkan kepada Presiden lewat dua kawan baik saya. Mensesneg dan Seskab,” kata Hasan Nasbi dalam video yang diunggah Overall Politik, Selasa, 29 April 2025.

Dalam video tersebut, Hasan mengaku mengundurkan diri karena ada sesuatu yang tidak bisa ditangani lagi. Ucapan itu juga pernah disampaikan Hasan pada beberapa tayangan podcast.

“Sudah pernah saya sampaikan kepada halayak dalam beberapa tayangan podcast bahwa kalau ada sesuatu yang sudah tidak bisa lagi saya atasi atau kalau ada persoalan yang sudah di luar kemampuan saya, maka tidak perlu ribut-ribut, tidak perlu heboh-heboh, kita pun harus tahu diri dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi,” kata dia.

Pada pertengahan Maret, redaksi Pace mendapatkan sederet teror. Teror terdiri dari kiriman paket kepala babi tanpa telinga, bingkisan berisi enam tikus mati dengan kepala terpotong, hingga kejahatan virtual berupa doksing terhadap Francisca Christy Rosana, jurnalis table politik dan salah satu host siniar Bocor Alus.

Alih-alih mengecam teror, Kepala Kantor Kepresidenan Hasan Nasbi justru memberikan pernyataan yang menuai kontroversi. Ia menyarankan agar kepala babi tersebut dimasak. “Sudah dimasak saja,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Maret 2025.

Pernyataan tersebut didasarkan pada respons Cica di media sosial X, yang dianggap Hasan sebagai lelucon. Ia berpendapat bahwa jika korban sendiri tidak merasa terancam, maka insiden ini sebaiknya tidak perlu dibesar-besarkan. “Saya lihat medsos Cica. Dia minta dikirim daging babi. Artinya dia tidak terancam. Dia bisa bercanda. Kirimin daging babi dong,” kata Hasan.

Presiden Prabowo Subianto menyadari pemerintahannya memiliki komunikasi yang buruk dalam menyampaikan kebijakan ke publik saat menghadiri sarasehan ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa, 8 April 2025.

Presiden Prabowo juga mengakui ucapan Hasan Nasbi soal teror kepala babi ke kantor Pace keliru. “Itu ucapan yang menurut saya teledor, itu keliru, saya kira beliau menyesal,” kata Prabowo dalam wawancara di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 6 April 2025.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *