Logo

Profil Susanto Zuhdi Guru Besar UI Ketua Tim Penulis Ulang Sejarah Indonesia


TEMPO.CO, Jakarta Pemerintah Indonesia tengah melaksanakan proyek strategis berupa penulisan ulang sejarah Republik Indonesia. Proyek ini merupakan bagian dari rencana besar untuk memperbarui narasi sejarah Indonesia dan diproyeksikan rampung sebelum peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-80 pada 17 Agustus 2025.

Proses penulisan ulang sejarah tersebut melibatkan sejumlah besar akademisi, yaitu lebih dari 100 sejarawan dari berbagai universitas di dalam negeri. Penanggung jawab utama proyek ini adalah Prof Dr Susanto Zuhdi, M.Hum., Guru Besar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) yang dikenal memiliki keahlian di bidang sejarah, khususnya sejarah maritim.

Dikutip dari Antara, 6 Mei 2025, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan bahwa penulisan ulang sejarah ini masih dalam tahap pengerjaan dan melibatkan sejarawan profesional dari berbagai latar belakang keilmuan. Ia menargetkan proyek tersebut selesai dan bisa diluncurkan dalam tahun yang sama dengan peringatan delapan dekade kemerdekaan Republik Indonesia.

“Sekarang masih dalam proses. Yang menuliskan ini para sejarawan. Targetnya tahun ini sudah diluncurkan, saat 80 tahun Indonesia merdeka,” ujar Fadli Zon ketika diwawancarai di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin, 5 Mei 2025.

Profil Susanto Zuhdi

Prof Susanto Zuhdi lahir di Banyumas pada 4 April 1953. Ia mengawali karier akademiknya dengan menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang sejarah dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1979. Pendidikan lanjutannya ditempuh melalui program ganda (sandwich program) di Universitas Indonesia dan Universitas Amsterdam antara tahun 1988 hingga 1991. Tesis magister yang ia hasilkan berjudul Perkembangan Pelabuhan dan Kota Cilacap, 1830-1942.

Setelah menyelesaikan studi magister, ia melanjutkan ke jenjang doktoral di Universitas Indonesia. Disertasi doktoralnya mengkaji perkembangan sejarah Kesultanan Buton pada abad ke-17 hingga abad ke-18. Gelar doktor dalam bidang sejarah secara resmi ia terima pada tahun 1999.

Selain menjalankan aktivitas sebagai pengajar di program sarjana dan pascasarjana Ilmu Sejarah, Prof. Zuhdi juga berperan aktif dalam berbagai posisi struktural di lingkungan kampus. Ia pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan dari tahun 1996 hingga 1999, dan kemudian menjadi Sekretaris Badan Pertimbangan dan Pengembangan Fakultas Sastra UI pada 2000 2001. Pada 2005, ia resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang sejarah.

Di luar Universitas Indonesia, ia juga menjabat sebagai pengajar di Universitas Pertahanan Indonesia dan sempat memimpin Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu di universitas tersebut selama periode 2013 hingga 2015.

Keterlibatan Prof. Zuhdi dalam pemerintahan dimulai ketika ia dipercaya sebagai Direktur Sejarah pada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2001. Jabatan ini diembannya hingga tahun 2006. Pada periode 2011 hingga 2013, ia kemudian ditunjuk sebagai Staf Ahli Menteri Pertahanan Republik Indonesia dalam bidang politik.

Selama karier akademiknya, Prof Zuhdi telah menerbitkan sejumlah karya ilmiah dalam bentuk buku maupun jurnal. Beberapa judul buku yang ditulisnya antara lain Nasionalisme, Laut, dan Sejarah (2014), Cilacap 1830-1942: Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan di Jawa (2016), Bogor Zaman Jepang 1942-1945 (2017), serta Sejarah Buton Yang Terabaikan: Labu Rope Labu Wana (2018). Ia juga berkontribusi dalam tulisan-tulisan jurnal mengenai resolusi konflik dan karakter bangsa maritim dari sudut pandang sejarah.

Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya dalam pengembangan sejarah nasional dan kebijakan pertahanan, pada 17 Agustus 2014, Prof Zuhdi menerima Penghargaan Dharma Pertahanan dari Kementerian Pertahanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *