Logo

Sejak Kapan Istilah Premanisme Dikenal?


ISTILAH premanisme acap mencuat akhir-akhir ini. Terutama setelah munculnya banyak laporan soal para pelaku usaha yang diganggu oleh organisasi masyarakat atau ormas saat menjalankan bisnis. Premanisme yang berkedok ormas itu dilakukan seperti pemalakan, intimidasi, hingga tindakan anarkis.

Fenomena premanisme ormas hambat investasi itu diungkapkan oleh Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar. Ia menyatakan rugi hingga ratusan triliun akibat investasi yang batal dan keluar dari kawasan industri. Investor kabur sebab banyak ormas memaksa diikutsertakan dalam proses pembangunan ataupun aktivitas pabrik.

“Modusnya mereka melakukan unjuk rasa dan segala macam untuk menutup kawasan. Sehingga pabrik-pabrik itu enggak bisa keluar, barang-barang enggak bisa masuk, bahan baku enggak bisa masuk, barang jadi enggak bisa keluar,” kata Sanny sebagaimana dikutip Antara, Kamis, 6 Februari 2025.

Kata preman berasal dari bahasa Belanda vrijman, artinya orang yang tidak terikat kontrak kerja.
Sementara dalam bahasa Inggris istilah preman berasal dari kata Loose Guy yang artinya orang bebas.

Premanisme, istilah ini merujuk pada gaya atau cara hidup preman. Biasanya dengan mengedepankan kekerasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, preman dikonotasikan sebagai sesuatu yang tidak baik. Istilah ini digunakan untuk sebutan kepada orang jahat (penodong, perampok, pemeras, dan sebagainya).

Dikutip dari AVATARA, e-Magazine Pendidikan Sejarah Quantity 2, No. 2, Juni 2014, menurut Kunarto preman adalah orang atau individu atau kelompok orang yang tidak berpenghasilan tetap, tidak mempunyai pekerjaan yang pasti, mereka hidup atas dukungan orang-orang yang terkena pengaruh keberadaannya.

Sementara menurut Marulli C. C. Simanjuntak dalam bukunya Preman-Preman Jakarta, pengertian preman adalah seseorang atau sekelompok dengan identitas tertentu yang pada umumnya pengangguran. Mereka memiliki wilayah kekuasaan dan tidak terikat pada norma dan nilai yang ada dalam masyarakat, serta memiliki kecenderungan melakukan tindak kriminalitas.

Dikutip dari Antara, 27 April 2013, Sejarawan Universitas Indonesia (UI) JJ Rizal berpendapat bahwa preman ini sudah muncul sejak abad ke-17 pada masa pemerintahan VOC di Batavia. Preman, menurutnya orang yang tidak mengabdi pada struktur organisasi VOC sebagai perusahaan multinbasional kala itu. “Mereka adalah pedagang bebas yang tak terikat dengan VOS. Pertanyaannya, sejak kapan preman identik dengan pelaku kekerasan seperti saat ini?,” kata dia.

Berdasarkan leksikon, kata preman berasal dari bahasa Belanda vrijman. Istilah ini digunakan pada generation kolonial untuk menyebut pribumi yang tidak terikat kontrak kerja dengan pemerintah Belanda. Lantaran orang Indonesia kesulitan mengucapkan vrijman, maka lama kelamaan istilah Belanda tersebut berubah menjadi preman.

Istilah ini pertama kali dikenal di kawasan onderneming yakni perkebunan di generation kolonial Belanda di sekitar Kota Medan, Sumatera Utara. Bukan tanpa maksud yang jelas, adanya preman justru sengaja dikembangkan oleh para pekerja perkebunan. Mereka dimanfaatkan dalam melawan kesewanang-wenangan pengusaha melalui centeng-centeng yang bertindak dengan kekerasan.

Pada masa itu pun, kebanyakan buruh perkebunan yang bekerja di Medan berasal dari Jawa. Istilah preman itu pun dimaknai lagi menjadi prei mangan yang berarti free of charge makan dan minum di warung-warung milik istri pekerja perkebunan. Para preman sengaja diberi makan dan minum free of charge karena apabila mereka ada di warung itu, pengusaha dan centeng-centeng perkebunan milik Belanda tidak berani berbuat macam-macam.

Kini seiring perkembangan jaman pengertian preman mengalami pergeseran makna ke arah yang negatif. Sangat berbeda dengan makna preman pada jaman Belanda. Karena tidak memiliki pekerjaan yang tetap untuk bertahan hidup, mereka berbuat apa saja yang dapat menghasilkan uang.

Mereka meminta paksa uang pada siapa saja yang dilihatnya lemah dan penakut, mereka akan melakukakan tekanan-tekanan fisik dan psikis terhadap korbannya. Biasanya tempat preman melakukan aksinya di pasar. Parahnya, cara hidup premanisme ini belakangan digunakan oleh ormas-ormas untuk mengintimidasi pengusaha demi mendapat jatah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *