Cerita Ceni yang Diterima FTMD ITB Setelah Belajar Sampai 14 Jam Sehari
TEMPO.CO, Jakarta – Pengumuman hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer pada Seleksi Nasional Berdasarkan Tes atau UTBK SNBT 2025 membuat keluarga Cipi Armandita gembira. Putri sulungnya, Eoceni Ulie Maruwai alias Ceni dinyatakan lolos ke Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung atau FTMD ITB. “Nilai ujiannya 795,” kata Ceni, Kamis 29 Mei 2025.
Skor paling besar menurutnya pada soal penalaran matematika. Sementara waktu tes UTBK di kampus Universitas Indonesia Depok, dia agak kurang fokus pada soal literasi. Lulusan Sekolah Menengah Atas Labschool Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu menempatkan FTMD ITB sebagai pilihan pertama, dan Teknik Mesin Universitas Indonesia sebagai opsi kedua.
Sebelumnya dengan pilihan tunggal ke FTMD ITB lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi, dia sempat gagal diterima. Namun Ceni keukeuh ingin jadi insinyur mesin sebagai cita-citanya sejak masih Sekolah Dasar. “Dulu nonton Iron Guy jadi suka soal mesin,” ujar pelajar yang suka mendaki gunung bersama ayahnya itu.
Menurut Cipi, anaknya itu ketika kelas II SMA lebih sering primary. Ketika naik kelas, kebiasaannya berubah menjadi tekun belajar hingga menonton video pelajaran di media sosial. Selain belajar di sekolah, Ceni juga ikut les sejak Agustus 2024. Sebulan terakhir sebelum UTBK, belajarnya semakin giat bersama sekelompok teman maupun secara mandiri di rumah.
Antara Oktober 2024 hingga Januari 2025, porsi belajarnya untuk UTBK hanya sekitar 2-3 jam setiap hari seperti mencatat pelajaran dan latihan soal matematika. Setelah ujian sekolah pada Maret lalu, porsi belajarnya digenjot. “Rata-rata delapan jam sampai maksimal 14 jam sehari karena nggak ada kerjaan di rumah,” kata Ceni. Adapun ketika lelah, waktu belajarnya sekitar enam jam.
Kini sambil menyiapkan persyaratan pendaftaran, dia telah mempelajari materi perkuliahan yang akan dilakoninya selama setahun tahap persiapan bersama di ITB kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang. “Materinya pengulangan pelajaran kelas X jadi saya kilas balik belajar lagi buku SMA,” ujarnya. Kelak setamat lulus S1 Ceni berencana melanjutkan studi lanjutan tentang mesin di universitas luar negeri.
Lewat jalur SNBT 2025, ITB menerima 1.740 calon mahasiswa baru program sarjana. Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Irwan Meilano, peminat terbanyak tercatat pada Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Komputasi, serta Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian. Sedangkan keketatan tertinggi berdasarkan jumlah peminat dan kapasitas, menurut Irwan, di Sekolah Bisnis dan Manajemen, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, dan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Komputasi.
Secara umum menurut Irwan, nilai UTBK rata-rata dari calon mahasiswa yang diterima di ITB pada 2025 masih cukup tinggi dibandingkan dengan beberapa perguruan tinggi negeri favorit lainnya di Indonesia. Pendaftaran calon mahasiswa yang dinyatakan lulus SNBT 2025 di ITB akan dilaksanakan pada 2 – 7 Juni 2025 secara bold.
Nantinya setelah daftar ulang, kata Irwan, seluruh mahasiswa ITB lulusan SNBT diwajibkan mengikuti kegiatan Sukses Belajar Matematika dan Sains Dasar, perkuliahan Pancasila, serta rangkaian kegiatan penerimaan mahasiswa baru ITB. Kegiatan yang bersifat wajib itu akan dipusatkan di ITB Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang.