TNI-Polri Akan Patroli Rutin Pascaserangan oleh TPNPB-OPM di RSUD Wamena
TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Kolonel Infanteri Candra Kurniawan mengatakan TNI bakal rutin melakukan patroli bersama dengan Polri untuk menjaga kondusifitas keamanan di Wamena, Papua. Rencana patroli rutin itu dilakukan pasca adanya penyerangan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) di RSUD Wamena yang tewaskan seorang anggota kepolisian.
Adapun TNI melalui Kodim 1702/Jayawijaya telah mengikuti rapat koordinasi bersama Pemerintah Kabupaten Jayawijaya beserta unsur forkopimda lainnya pada Kamis, 29 Mei lalu. “Koordinasi ini untuk meningkatkan kondusifitas keamanan di wilayah tersebut,” kata Candra saat dihubungi pada Ahad, 1 Juni 2025.
Dalam keterangan terpisah, Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letnan Kolonel Reza Mamoribo mengatakan jajarannya mendukung penuh upaya pengamanan dan menjaga stabilitas wilayah di Kabupaten Jayawijaya.
Dia berujar, jajarannya akan membantu memberikan dukungan kepada polres setempat dalam menjaga ketertiban dan keamanan wilayah itu. Reza mengatakan TNI juga mendukung penyuksesan program pemerintah daerah setempat.
“Segala bentuk ancaman akan sedini mungkin kami cegah, sehingga tercipta keamanan di masyarakat,” kata Reza dalam keterangan tertulisnya dikutip pada Ahad, 1 Juni 2025.
Sebelumnya, insiden penembakan terjadi di depan RSUD Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada Rabu malam, 28 Mei 2025. Korban tewas kini telah dievakuasi ke Jayapura. Diketahui, anggota kepolisian yang menjadi korban ini ditembak di bagian dada kiri sebanyak tiga kali oleh OPM.
Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengklaim ada dua aparat yang menjadi korban penembakan. Dia menyebut polisi yang menjadi korban sebagai aparat militer. “Diduga telah meninggal dunia karena jarak tembak sekitar 10 meter,” kata Sebby dalam keterangan tertulis.
Kepala Operasi Damai Cartenz Brigadir Jenderal Faizal Ramadhani menyebut korban tertembak adalah Brigadir Polisi Kepala Marsidon Debataraja. Berbeda dengan Sebby, Faizal hanya menyebut satu korban dari insiden penembakan itu.
Menurut Faizal, Marsidon ditembak orang tak dikenal saat berada dalam mobil patroli setelah selesai mengantar korban kecelakaan ke RSUD Wamena. “Hal ini merupakan tindakan kriminal keji yang tidak bisa ditoleransi,” kata Faizal dalam keterangan tertulis pada Kamis, 29 Mei 2025.