8 Hal yang Perlu Disiapkan Jemaah Haji Menjelang Wukuf di Arafah
TEMPO.CO, Jakarta – Pelaksanaan wukuf di Arafah akan berlangsung pada 5 Juni 2025 atau 9 Zulhijah 1446 Hijriah. Kepala Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Bandara Abdul Basir mengatakan jemaah akan diberangkatkan secara bertahap.
Pilihan Editor: Narasi Antek Asing Prabowo dari 2014 hingga Kini
“Kita berdoa semoga prosesi ini berjalan lancar dari awal hingga akhir,” kata Basir sebagaimana dikutip dari laman resmi Kementerian Agama pada Rabu, 4 Juni 2025.
Selama masa puncak haji yang dikenal dengan masa Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), seluruh PPIH Arab Saudi yang terorganisir dalam sebuah satuan operasi telah bersiap di masing-masing kota. Satgas Arafah akan diisi petugas yang berasal dari daker Bandara, sementara satgas Muzdalifah diisi petugas daker Makkah dan satgas Mina diisi petugas daker Madinah.
Selain itu, menjelang puncak ibadah Haji, para jemaah harus melakukan berbagai persiapan, terutama sejak H-1 puncak haji. Berikut adalah delapan hal penting yang perlu dipersiapkan jemaah haji menjelang pelaksanaan wukuf.
1. Mandi untuk Ihram
Pada pagi hari tanggal 8 Dzulhijjah, jemaah dianjurkan untuk mandi sunnah sebelum mengenakan pakaian ihram. Momen ini belum termasuk dalam larangan ihram, sehingga masih diperbolehkan memakai sabun wangi, parfum, dan minyak rambut. Tujuannya adalah untuk menjaga kebersihan dan menyambut niat ihram dalam keadaan suci dan segar.
2. Memakai Pakaian Ihram
Setelah mandi, jemaah pria mengenakan dua helai kain ihram dan menanggalkan semua pakaian lainnya. Sementara itu, jemaah perempuan mengenakan pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Karena suhu di Arab Saudi sangat panas, jemaah disarankan membawa payung untuk melindungi tubuh dari sinar matahari, tanpa melanggar ketentuan ihram.
3. Menyiapkan Perlengkapan Pribadi
Selama berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, jemaah tidak membawa koper besar. Oleh karena itu, perlengkapan yang dibawa harus dipilih secara efisien. Bawalah pakaian ganti, obat-obatan pribadi, minyak oles, perlengkapan mandi, serta barang-barang penting lain dalam tas kecil yang mudah dibawa.
4. Membawa Buku Panduan dan Doa
Jemaah sangat dianjurkan membawa buku panduan manasik haji, doa-doa, dan mushaf kecil untuk digunakan saat waktu senggang. Bagi pengguna machine, aplikasi Al-Quran dan doa-doa virtual juga bisa menjadi alternatif praktis. Semua perlengkapan ini dapat disimpan di tas kalung yang mudah diakses kapan saja.
5. Menjaga Kebersamaan dengan Rombongan
Kedisiplinan dan kekompakan rombongan menjadi kunci kelancaran pelaksanaan ibadah haji. Jemaah diimbau tetap bersama kelompok regu dan rombongan agar mudah dikoordinir selama proses perpindahan antar lokasi, seperti dari pemondokan ke Arafah, dari Arafah ke Muzdalifah, dan seterusnya. Informasi penting pun lebih cepat diterima jika tetap berada dalam kelompok.
6. Menyimpan Barang Berharga dengan Aman
Barang-barang berharga seperti dokumen, perhiasan, dan uang sebaiknya disimpan di dalam koper besar yang terkunci rapat dan ditinggalkan di tempat aman. Khusus untuk jemaah kloter pertama yang kopernya lebih dulu diangkut untuk pemulangan, kebutuhan penting harus dipindahkan ke koper kecil agar tetap tersedia selama Armuzna.
7. Tetap di Space Maktab
Pada tanggal 8 Dzulhijjah, meskipun wukuf belum dimulai, jemaah sebaiknya tidak meninggalkan lingkungan tenda maktab. Aktivitas di luar tenda tanpa izin dapat menyebabkan jemaah tersesat atau terpisah dari rombongan, mengingat padatnya jumlah orang yang beribadah.
8. Menjaga Kesehatan Jasmani dan Rohani
Fokus utama dalam persiapan menjelang wukuf adalah menjaga kondisi tubuh dan psychological. Dengan banyaknya aktivitas fisik dan non secular selama Armuzna, jemaah harus mengatur pola makan, cukup istirahat, dan memperbanyak doa. Kesehatan yang prima akan sangat membantu dalam menjalani ibadah yang padat dan penuh tantangan.