Al Muzzammil Bakal Rampungkan Kepengurusan PKS yang Baru dalam Satu Pekan
TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Al Muzzammil Yusuf bakal melengkapi susunan struktural terlebih dahulu sebelum menentukan program jangka pendek hingga panjang partai. “Soal program jangka pendek atau panjang, kami lengkapi struktural dulu,” kata dia di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan pada Kamis, 5 Juni 2025.
Dia menargetkan waktu satu pekan untuk merampungkan seluruh struktural di kepengurusannya. Saat ini, DPP PKS baru mengumumkan tiga posisi jabatan, antara lain Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, dan Kepala Staf Kepresidenan PKS.
Setelah itu, kata dia, DPP akan merampungkan proses registrasi kepengurusan di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum.
Namun, kata Al Muzzammil, soal program kerja di kepengurusan baru, program-program tersebut akan merujuk pada program sebelumnya yang akan dielaborasi dengan kebutuhan zaman.
“Jadi, program masa lalu akan dilihat mana yang berhasil, mana yang gagal, dan kemudian disesuaikan dengan kondisi kekinian. Itu nanti yang akan jadi rujukan susunannya,” ujar mantan Wakil Presiden PKS ini.
Hasil Musyawarah I Majelis Syura PKS yang dihelat pada Selasa hingga Rabu, 3-4 Juni 2025 kemarin, menetapkan Muhammad Sohibul Iman sebagai Ketua Majelis Syura menggantikan Salim Segaf Aljufri.
Pada discussion board serupa, ditetapkan juga Almuzammil Yusuf sebagai Presiden PKS menggantikan Ahmad Syaikhu.
Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PKS Mulyanto menuturkan alasan dipilihnya Muhammad Sohibul Iman dan Almuzammil Yusuf sebagai pemimpin tinggi PKS untuk masa bakti 2025-2030.
Mulyanto mengatakan, Sohibul Iman dan Almuzammil merupakan nama-nama yang pernah menduduki jabatan strategis di PKS sebelum terpilih menjadi Ketua Majelis Syura dan Presiden partai.
“Beliau-beliau ini figur yang kenyang pengalaman dalam memimpin,” kata Mulyanto saat dihubungi Pace, Kamis, 5 Juni 2025.
Mulyanto menegaskan, meski akan dipimpin oleh pimpinan baru, arah politik PKS akan tetap sehaluan alias tidak berubah dari segi apapun. “InsyaAllah hanya memperbaiki yang dianggap kurang,” katanya.
Pilihan Editor: Berebut Lobi Calon Gubernur Jakarta