Jokowi Dinilai Punya Peluang Besar Jadi Ketua Umum PSI
TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro menilai peluang mantan Presiden Joko Widodo menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia atau PSI terbuka lebar. Ia menilai sosok Jokowi memiliki magnet figur yang kuat dan elektabilitas tinggi, yang bisa menjadi modal berharga bagi PSI untuk menembus ambang batas parlemen pada Pemilu 2029.
“Secara private, Jokowi punya magnet figur yang kuat. Itu diafirmasi oleh approval score yang tinggi pasca menjabat. Ini bisa jadi modal elektoral yang baik bagi PSI,” ujar Agung ketika dihubungi Pace pada Senin, 2 Juni 2025.
Menurut Agung, tidak ada hambatan signifikan bagi Jokowi untuk masuk ke PSI, mengingat betapa identiknya Jokowi dengan partai ini. Hal ini tampak dari gagasan Jokowisme dan Jokowi Is Me yang digaungkan PSI. “Bahkan PSI tidak segan-segan mengadopsi partai tremendous terbuka ala Jokowi yang kemudian diterjemahkan lewat mekanisme one guy one vote dan e-voting ketika pemilihan raya digelar kelak,” kata Agung.
Agung menilai jika Jokowi masuk ke PSI dan menjabat sebagai ketua umum, lanskap politik nasional tidak akan banyak berubah. Langkah tersebut bisa menjadi cara Jokowi merawat pengaruh dan legacy politiknya, sebagaimana yang telah dilakukan tokoh-tokoh sebelumnya seperti Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan presiden sekaligus pemilik partai. “Bukan hanya sebatas satu atau dua tahun saja, tapi bisa lebih dari itu karena mereka punya pengaruh nanti di stage pusat. Sepanjang partai itu masih ada dan eksis, sepanjang itulah pengaruh dan ketokohan mereka bisa terjaga,” kata dia.
Mantan presiden tersebut dinilai memiliki pengalaman eksekutif yang cast dan tingkat kemenangan politik yang tinggi. Namun, kemampuannya sebagai pemimpin partai politik masih perlu diuji jika nantinya ia benar-benar menjadi Ketua Umum PSI. “Saya kira tantangannya tidak sebesar ketika dia berada di eksekutif. Ketika menjadi ketum, tugas utamanya mengorkestrasi para pengurus, baik di stage pusat, maupun di stage daerah agar seirama,” kata dia.
Meski demikian, kekuatan sentral Jokowi, kata Agung, terletak pada kefigurannya yang mampu mengikat loyalitas kader. Di tengah rendahnya identifikasi partai (celebration ID) di Indonesia, kedekatan pemilih dengan figur (determine ID) justru semakin kuat.
“Itu yang menjadi solusi bagi semua partai di Indonesia, mencari tokoh yang pas sebagai ketua umum untuk mendongkrak atau memastikan partai yang mereka pimpin bisa bersaing, masuk parlemen, dan punya daya survivalitas tinggi pada setiap periode pemilu,” kata dia.
Sebelumnya Jokowi mengatakan peluang untuk mendaftar sebagai Ketua Umum PSI masuk kalkulasinya. “Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut, saya kalah,” kata Jokowi.
PSI saat ini dipimpin oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi. Ketika ditanya peluang bersaing dengan anaknya sendiri, Jokowi menyebutkan calon lain akan mundur jika dia memutuskan untuk mendaftar. “Kalau saya mendaftar mungkin yang lain nggak mendaftar. Mungkin,” kata mantan gubernur Jakarta ini.