TNI Bantah Helikopternya Ditembak Jatuh TPNPB OPM
TEMPO.CO, Jakarta – Tentara Nasional Indonesia (TNI) membantah klaim kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang menyebut telah menembak jatuh helikopter TNI dalam baku tembak di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada akhir Mei 2025.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan pihaknya telah melakukan pengecekan ke seluruh satuan TNI di Papua. Ia menegaskan tidak ada helikopter TNI yang ditembak jatuh sebagaimana klaim TPNPB-OPM.
“Kami sudah melakukan pengecekan ke seluruh jajaran TNI di Papua. Sampai saat ini tidak ada helikopter milik TNI yang ditembak jatuh gerombolan,” kata Kristomei dalam keterangan tertulis, Sabtu, 7 Juni 2025.
Pernyataan ini merespons pernyataan TPNPB-OPM yang beredar pada Kamis, 5 Juni 2025. Dalam pernyataan itu, juru bicara mereka, Sebby Sambom, mengklaim pihaknya telah menembak helikopter militer Indonesia hingga mengalami kerusakan dan terjatuh. Helikopter tersebut, kata Sebby, telah dievakuasi dari medan pertempuran di Nduga menggunakan helikopter Rusia pada 31 Mei 2025.
Menurut Sebby, serangan dilakukan oleh pasukan TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma yang dipimpin Mayor Perek Jelas Kogeya sebagai bagian dari perlawanan terhadap operasi militer TNI di Papua. Ia tidak menyebutkan jumlah korban maupun kondisi awak helikopter.
Siaran pers TPNPB turut ditandatangani sejumlah petingginya, termasuk Panglima Tinggi Jenderal Goliath Tabuni dan Komandan Operasi Umum Mayor Jenderal Lekagak Telenggen. TPNPB juga kembali menyebut sembilan wilayah di Papua, termasuk Nduga, sebagai zona perang.
Adapun Kristomei menilai semua itu bagian dari upaya OPM untuk tetap terlihat eksis dan menarik perhatian sejumlah pihak. “Ini hanya propaganda dan berita bohong dari pihak gerombolan OPM supaya terlihat eksis,” ucap dia.
Pilihan Editor: Narasi Antek Asing Prabowo dari 2014 hingga Kini