Logo

183 Jemaah Haji Indonesia Meninggal di Arab Saudi


TEMPO.CO, Jakarta – Sebanyak 183 jemaah haji Indonesia dinyatakan meninggal in keeping with 9 Juni 2025 atau pada hari ke-40 penyelenggaraan haji tahun ini. Menurut Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo, ratusan Jemaah tersebut tidak dimakamkan di Arab Saudi.

Liliek menjelaskan, sistem penanganan jemaah yang meninggal tahun ini masih sama dengan tahun sebelumnya. Adapun tahun lalu, jemaah yang meninggal akan dimakamkan di berbagai daerah di Arab Saudi seperti Mekkah dan Madinah -sesuai dengan saran pemerintah setempat dan persetujuan keluarga. 

Liliek menambahkan, bagi jemaah yang masih sakit saat musim perpulangan nanti, maka akan dirawat terlebih dahulu hingga sembuh atau minimum mampu menempuh perjalanan udara ke Indonesia berdasarkan rekomendasi dokter.

“Apabila kloternya sudah pulang duluan, maka jemaah tersebut dipulangkan bersama kloter berikutnya,” kata Liliek saat dihubungi pada Selasa, 10 Juni 2025. Adapun jumlah jemaah haji yang masih dirawat di rumah sakit setempat sebanyak 214 orang.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji atau PPIH Arab Saudi mencatat, jumlah jemaah haji yang meninggal pada tahun ini lebih sedikit dibanding tahun lalu pada hari operasional yang sama. Pada pelaksanaan haji 2024, sebanyak 190 jemaah haji Indonesia tercatat wafat pada pelaksanaan haji pada pekan kelima.

Anggota Tim Pengawas Haji Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Selly Andriany Gantina menyoroti masalah kesehatan dalam pelaksanaan haji 2025. Menurut dia, tak sedikit jemaah haji Indonesia yang meninggal disebabkan karena terpisahnya antarjemaah dengan rombongan.

“Saat suami dan istri dipisahkan atau pendamping dan (jemaah) lansia dipisahkan, akan ada gangguan emosional dan psychological,” katanya saat dihubungi pada Senin, 9 Juni 2025.

Dia menilai, jemaah yang terpisah dari rombongan itu mengalami gangguan pikiran sehingga kondisi fisiknya melemah. Sebab, di Tanah Suci terdapat jutaan jemaah haji lain yang berada di satu tempat yang sama.

Politikus PDI Perjuangan juga menyoroti ihwal banyaknya jemaah haji Indonesia yang meninggal di luar kategori lansia. Menurut dia, tak sedikit jemaah haji Tanah Air meninggal dari kalangan muda dengan riwayat komorbid. Meski begitu, ia tak menyebut secara rinci jumlah jemaah meninggal karena penyakit yang bersifat kronis tersebut.

“Artinya (evaluasi haji) dari sisi kesehatan masih bolong. Masih bisa meloloskan orang-orang yang punya penyakit berat,” ucap dia.

Novali Panji Nugroho berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan editor: DPR Minta Perusahaan Tambang di Raja Ampat Pulihkan Kerusakan Lingkungan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *