Logo

Pramono Minta PT Adhi Karya Bongkar Tiang Monorel Terbengkalai


TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo berencana merapikan tiang monorel terbengkalai di sepanjang jalan H.R. Rasuna Stated dan Jalan Asia Afrika, Jakarta. Pramono akan meminta PT Adhi Karya, badan usaha milik negara pemilik tiang-tiang tersebut, untuk melakukan pembongkaran.

Menurut Pramono, PT Adhi Karya adalah pihak yang memiliki hak dan wewenang untuk membongkar tiang monorel di Jakarta. Dia menyebut sudah ada putusan dari pengadilan yang memperkuat wewenang tersebut. Pramono pun mengklaim saat ini pemerintah telah mengetahui element persoalan hukum tiang monorel yang terbengkalai di Jakarta.

Maka dari itu, Pemerintah Provinsi Jakarta akan mengirimkan surat kepada PT Adhi Karya perihal pembongkaran tiang-tiang monorel. Pramono juga telah melakukan konsultasi hukum dengan Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) mengenai langkah tersebut. 

“Pemerintah Jakarta juga sudah mendapatkan arahan dari Jamdatun, untuk kemudian yang berhak untuk membongkar adalah Adhi Karya. Kami akan menyurati Adhi Karya untuk itu,” kata Pramono dalam keterangan tertulis pada Rabu, 11 Juni 2025.

Pramono berujar jika nantinya PT Adhi Karya menyatakan tidak mampu melakukan pembongkaran, maka Pemerintah Provinsi Jakarta akan mengambilalih pembersihan tiang monorel tersebut. “Kalau kemudian Adhi Karya katakanlah tidak mampu, maka Pemerintah Jakarta akan melakukan tindakan untuk membersihkan,” ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.

Pembangunan tiang konstruksi proyek monorel Jakarta pertama kali berjalan pada 2004 yang dikerjakan konsorsium PT Jakarta Monorail dan Omnico Singapura. Presiden Megawati Soekarnoputri yang meresmikan pembangunannya pada Juni 2004. Proyek pada technology Gubernur DKI Sutiyoso ini mulanya dipegang oleh PT Adhi Karya.

Menurut arsip Pace, PT Jakarta Monorail melanjutkan pembangunan jalur Casablanca-Karet sepanjang sekitar lima kilometer pada 2005. Ada 14 titik pemberhentian di sepanjang jalur tersebut. Namun, proyek mangkrak.

Sebelumnya, PT Jakarta Monorail telah melakukan uji beban fondasi di jalur monorel Asia Afrika. Pengerjaannya juga terhenti lantaran kontraktor kesulitan mendapat dana. PT Jakarta Monorail mengaku kesulitan memperoleh dana karena pemerintah tak turut urunan dalam proyek.

Proyek monorel diperkirakan memakan nilai investasi US$ 670 juta. Sekitar US$ 470 juta dari dana proyek ini dipinjam dari luar negeri. Proyek monorel kembali mangkrak sejak 2007. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo lantas menghentikan proyek tersebut.

Joko Widodo sempat mencoba menghidupkan kembali proyek itu dengan beberapa syarat. Jokowi melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek monorel pada Oktober 2013 dan menamakannya Jakarta Eco Delivery (JET). Proyek masih diserahkan kepada PT Jakarta Monorail. Jokowi kemudian meninggalkan jabatannya sebagai gubernur Jakarta pada 2014 karena terpilih sebagai presiden. 

Jabatan gubernur digantikan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ahok kembali menyetop proyek pada 2015. Alasannya, kontraktor tak bisa memenuhi syarat yang diminta pemerintah DKI. Menurut Ahok, ada 15 syarat DKI kepada PT Jakarta Monorail, tapi tak ada realisasi apapun.

Lani Diana berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *