Jokowi Tepis Isu Punya Kapal Tongkang Nikel Berinisial JKW dan Iriana
TEMPO.CO, Solo – Mantan Presiden Joko Widodo menepis isu yang berembus bahwa ia dan istrinya, Iriana, ada kaitan dengan dugaan praktik pertambangan nikel ilegal di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Isu itu muncul pasca viral foto dua kapal tongkang nikel yang diduga terlibat, bertuliskan “JKW Mahakam” dan “Dewi Iriana”, yang diasosiasikan dengan inisial Jokowi dan Iriana.
Jokowi sempat berseloroh saat menanggapi adanya tulisan JKW yang dikait-kaitkan dengan inisial namanya. “Ya kalau ada tulisan JKW kemudian diartikan itu milik saya, ya senang banget saya. Alhamdulillah punya kapal. Nanti ada truk ada tulisannya JKW lagi oh itu miliknya Pak Jokowi, alhamdulillah lagi. Nanti ada apa lagi, ada pesawat ditulis JKW milik Jokowi lagi, ya kaya raya lah saya,” ucap Jokowi ketika ditemui di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jumat, 13 Juni 2025.
Namun Jokowi memastikan dirinya dan istrinya tidak ada kaitan dengan kapal-kapal itu. Dia juga menegaskan sudah ada klarifikasi dari pemilik kapal yang menjelaskan tentang hal tersebut.
Jokowi tidak mempermasalahkan penulisan nama-nama kapal itu yang kemudian muncul isu dikait-kaitkan dengan dirinya dan sang istri. Namun, dia mengingatkan agar itu tidak kemudian dibelokkan atau dipelintir menjadi hal-hal yang tidak baik. “Banyak kok tulisan di truk juga banyak, saya lihat di bus juga ada. Biasa saja lah, biasa. Tapi terus jangan dibelokkan, jangan dipelintir yang enggak baik,” katanya.
Sebelumnya, Isu dugaan praktik pertambangan nikel ilegal di Raja Ampat, Papua Barat Daya, mencuat ke permukaan dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Unggahan yang viral memperlihatkan sejumlah kapal diduga memuat bijih nikel dari space pertambangan setempat.
Sorotan publik semakin tajam ketika nama dua kapal yang diduga terlibat, “JKW Mahakam” dan “Dewi Iriana,” diasosiasikan dengan inisial mantan Presiden Joko Widodo dan istrinya.
Menanggapi kehebohan ini, PT IMC Pelita Logistik Tbk (PSSI) mengeluarkan pernyataan resmi terkait dugaan keterlibatan kapal-kapal tersebut dalam polemik yang berkembang. Pernyataan ini diharapkan dapat memberikan klarifikasi dan menjawab berbagai pertanyaan yang muncul di tengah masyarakat.
“Penamaan kapal dilakukan oleh perseroan berdasarkan pertimbangan inner dan tidak dimaksudkan untuk merujuk atau mengasosiasikan dengan tokoh publik mana pun, serta mengacu pada wilayah operasional di Kalimantan Timur, khususnya sekitar Sungai Mahakam,” ucap Sekretaris Perusahaan Desi Femilinda Safitri dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 10 Juni 2025.
Pilihan Editor: Hubungan Mutualisme PSI dan Jokowi