Kisah Siswa Skizofrenia di SMP 1 Purbalingga yang Bercita-cita Menjadi Ilmuan
TEMPO.CO, Jakarta – Keterbatasan psychological tak membuat Farhan-bukan nama sebenarnya- patah semangat dalam mengejar cita-cita. Siswa kelas 9 SMP Negeri 1 Purbalingga, Jawa Tengah yang mengidap skizofrenia paranoid ini bercita-cita menjadi ilmuan. “Kalau enggak jadi ilmuan, jadi ahli kimia. Aku mau bikin senjata biologi di Pindad,” kata siswa berusia 16 tahun ini saat ditemui Pace di sekolahnya pada Jumat, 13 Juni 2025.
Sejak 2021, dokter memvonis Farhan mengidap skizofrenia paranoid. Skizofrenia adalah gangguan psychological yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak. Penderitanya sering mengalami halusinasi, delusi, gangguan berpikir, dan perubahan perilaku.
Farhan kerap berjuang melawan ingar-bingar di dalam kepalanya. Halusinasi dan delusi serta temper yang berubah-ubah masih menghampiri hari-harinya. Berbagai macam obat resep psikiater juga harus ia konsumsi agar dapat terus mengikuti pelajaran di kelasnya.
Meski dengan kondisi psychological seperti itu, Farhan membuktikan dirinya tak kalah dengan penyakitnya. Ia unggul di beberapa mata pelajaran tertentu seperti informatika atau ilmu pengetahuan alam (IPA). Farhan mengungkapkan di mata pelajaran informatika, dia bisa meraih nilai yang memuaskan. “Aku pernah dapat nilai 95 atau 96,” ucapnya bangga.
Ia memang tak sama dengan kebanyakan anak di SMPN 1 Purbalingga. Bahan ajar yang disiapkan guru untuk Farhan menyesuaikan kebutuhannya. Guru pendamping Farhan, Yohana Kristianti, mengatakan semua guru menyiapkan bahan ajar yang sesuai dengan kondisi Farhan. “Di mata pelajaran lain mungkin dia di bawah rata-rata. Tetapi kami berusaha untuk mengoptimalkan minat dan potensi yang ada pada Farhan,” kata Yohana.
Yohana yang juga guru mata pelajaran biologi di SMPN 1 Purbalingga itu membenarkan bahwa FA memang memiliki pengetahuan yang lebih di bidang mikrobiologi. Yohana bercerita Farhan begitu tekun mendalami bidang mikrobiologi. Bidang yang kemungkinan bisa mendekatkan FA pada impiannya itu.
Walau sebenarnya bidang mikrobiologi belum diajarkan di tingkat SMP, buku tentang mikrobiologi, virologi dan imunologi kerap Farhan baca. Farhan juga mencari berbagai sumber bacaan lain di web dan belajar secara mandiri lewat youtube.
Ketertarikannya dengan mikrobiologi itu bermula saat ia jatuh cinta pertama kali dengan karakter animasi Godzilla. “Sejak saat itulah Godzilla jadi karakter favoritnya hingga mengoleksi motion determine Godzilla, baju bergambar Godzilla, buku tulis dan buku harian gambar Godzilla. Semua Godzilla,” kata Yohana.
Farhan, kata Yohana, mampu menjelaskan dengan baik perbedaan antara biologi dan mikrobiologi. Dia juga mampu menerangkan apa itu virologi, senjata biologi, dan senjata kimia. Ketertarikannya terhadap dunia mikrobiologi itu juga terkadang membuat Yohana khawatir. Sebab, Farhan masih memiliki keterbatasan komunikasi. Dia juga terkadang tenggelam dalam halusinasi dan delusi yang menghampiri pikirannya.
Apabila tidak diarahkan dan diajak berkomunikasi dengan baik, Yohana bilang ketertarikan Farhan terhadap dunia mikrobiologi mungkin saja bisa membahayakan. “Dia pernah bertanya pada saya soal bahan-bahan untuk membuat bubuk mesiu,” ujar Yohana. Pertanyaan lain juga pernah dilontarkan Farhan soal senjata kimia dan senjata biologi. Hal itu membuat Yohana khawatir akan pengetahuan Farhan yang mungkin saja bisa dimanfaatkan orang hingga membahayakan diri Farhan.
Yohana berharap setelah Farhan lulus dari SMP, dia bisa mendapatkan pendidikan yang baik di jenjang berikutnya. Dia juga berharap agar Farhan mendapatkan guru yang peduli dan perhatian di SMA mana pun yang mau menerima Farhan. Yohana melontarkan kesedihannya lantaran sekolah tempat ia mengajar belum dapat memfasilitasi dengan maksimal hal-hal yang menjadi kebutuhan Farhan, terutama untuk mengembangkan minat dan bakatnya.
“Saya jadi sedih karena harus melepas Farhan. Tetapi saya yakin nanti Farhan pasti akan mendapatkan guru yang lebih baik dan sayang dengan dia,” ucap Yohana penuh harap.