Sekolah Rakyat Beroperasi Juli 2025, Ini Progres Persiapannya
KEMENTERIAN Sosial atau Kemensos akan mengoperasikan sekolah rakyat mulai tahun ajaran baru 2025/2026. Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan pemerintah menargetkan 100 sekolah rakyat pada tahun ini.
Sekolah rakyat adalah salah satu program gagasan Presiden Prabowo Subianto dengan penanggung jawab Kemensos. Tujuan utamanya menyediakan pendidikan free of charge dan berkualitas bagi anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu guna memutus mata rantai kemiskinan. Sekolah ini dirancang menyerupai sekolah asrama atau boarding faculty.
Lantas, bagaimana persiapan sekolah rakyat yang akan beroperasi mulai Juli nanti?
Presiden Instruksikan Tambah 100 Sekolah Rakyat
Sekretaris Jenderal Kemensos Robben Rico mengatakan Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan penambahan 100 lokasi baru untuk sekolah rakyat, sehingga general menjadi 200 sekolah rakyat.
Dikonfirmasi di Jakarta pada Sabtu, 21 Juni 2025, Robben menyebutkan Presiden menginstruksikan langsung dari Rusia untuk tambahan 100 sekolah rintisan baru menggunakan Balai Latihan Kerja (BLK) yang berada di seluruh Indonesia.
Lokasi tambahan tersebut akan memanfaatkan BLK, baik milik Kementerian Tenaga Kerja maupun pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota sebagai bagian dari tahap rintisan kedua program prioritas ini.
Dia menuturkan pemerintah telah membentuk Tim Penyelenggaraan Sekolah Rakyat yang melibatkan satuan tugas dari lintas kementerian dan pemerintah daerah. Untuk tahap awal, 100 titik telah ditetapkan sebagai lokasi rintisan dan mulai melaksanakan pembelajaran pada Juli 2025.
Seratus lahan dengan luas 6,3 hingga 10 hektare juga telah diusulkan dan siap dibangun mulai Agustus mendatang. “Konsepnya sama persis seperti di SMA Taruna Nusantara dan nanti di dalamnya ada SD, SMP, dan SMA dengan fasilitas 100 persen dibiayai oleh APBN,” urai Robben, seperti dikutip dari Antara.
Selama masa rintisan, kata dia, pemerintah menggunakan skema pinjam pakai gedung selama satu tahun. Gedung tersebut direnovasi dan akan dikembalikan dalam kondisi layak guna kepada pemda. “Tahun depan, insyaallah yang di tempat rintisan ini pindah ke tempat yang dibangun oleh Bapak Presiden,” ujarnya.
Menurut dia, siswa sekolah rakyat akan menjalani pendidikan formal nasional dan penguatan karakter serta literasi virtual. “Anak-anak ini juga diberikan pendidikan keterampilan supaya nanti 20 tahun lagi saat mencapai tahun 2045, goal Indonesia emas tercapai,” ujar Robben.
Dia menyebutkan dukungan dari pemerintah daerah menjadi krusial. Sejauh ini, sudah ada 357 provinsi, kabupaten, dan kota yang ikut bergabung dalam program sekolah rakyat.
Kemensos-Kemenaker Manfaatkan Balai Latihan Kerja
Kemensos berkolaborasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) akan memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK) dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang dimiliki Kemenaker untuk menambah jumlah sekolah rakyat.
“Alhamdulillah, yang 100 titik tuntas mulai rekrutmen siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Kita melangkah lagi untuk merencanakan 100 titik lagi di tahun ini,” kata Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul saat mengunjungi Kantor Kemenaker, Jakarta, Jumat, 20 Juni 2025.
Gus Ipul mengatakan, sesuai dengan arahan Presiden, pihaknya berkolaborasi dengan Kemenaker untuk memanfaatkan 41 BLK agar sekolah rakyat bisa menjangkau lebih banyak anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Dia juga menyebutkan kolaborasi Kemensos dan Kemenaker ini mencakup penyusunan kurikulum keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja.
“Harapan kita, lulusan sekolah rakyat tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga memiliki keterampilan yang bisa langsung digunakan,” ujarnya.
Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini juga menyebutkan kesiapan sarana dan prasarana sekolah rakyat, termasuk yang di BLK akan dinilai lebih lanjut oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Adapun Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyambut baik kolaborasi ini dan mendukung penuh pengembangan sekolah rakyat. “Ini program strategis dari Presiden Prabowo, dan kami siap mendukung dengan seluruh potensi balai dan keahlian yang kami miliki,” ucapnya.
Kepala Sekolah Rakyat Arsitek Perubahan Sosial
Sementara itu, Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menegaskan para kepala sekolah rakyat adalah arsitek perubahan sosial, yang memiliki peran penting merancang masa depan anak-anak dari keluarga miskin.
“Kepala sekolah rakyat bukan sekadar pimpinan institusi, tetapi juga arsitek perubahan sosial yang mampu merancang masa depan yang lebih cerah bagi generasi Indonesia,” kata Wamensos saat memberikan arahan dalam penutupan retret di Mako Resimen Arhanud 1/Faletehan Kodam Jaya, Jakarta, Jumat.
Agus menegaskan sekolah rakyat merupakan gagasan dan amanah besar dari Presiden Prabowo. Program ini hadir sebagai jawaban atas tantangan kemiskinan ekstrem yang ada di Indonesia.
Dia menilai sekolah dengan konsep pendidikan berasrama ini bukan sekadar tempat belajar, tapi juga menjadi wadah bagi anak-anak yang kurang mampu untuk meraih impian.
“Setiap anak yang dididik adalah titipan negara yang harus dirawat dengan sepenuh hati. Kepala sekolah rakyat dituntut untuk hadir dengan utuh, baik secara fisik maupun batin. Memberikan mereka bukan hanya ilmu, tetapi juga cinta, perhatian, harapan,” ujarnya.
Wamensos mengingatkan tugas utama kepala sekolah rakyat bukan hanya mendidik dengan pengetahuan, tetapi juga merawat, mendampingi, dan membebaskan para murid dari berbagai trauma sosial yang mungkin pernah mereka alami.
“Sebagai kepala sekolah rakyat harus mampu menyentuh hati mereka dengan tangan halus. Sementara hati Anda harus tetap kokoh, seperti baja, untuk memastikan mereka tumbuh dengan percaya diri dan mampu menghadapi tantangan masyarakat,” ucapnya.
Agus menekankan retret ini bukanlah titik akhir, melainkan titik awal untuk memulai perjalanan yang lebih berarti dan penuh makna. Sebab, kata dia, kepala sekolah rakyat berperan sebagai agen perubahan sosial.
“Retret ini bukan sekadar time table formal, tetapi sebuah tonggak penting dalam upaya kita membangun pendidikan alternatif yang berpihak kepada masyarakat, terutama mereka yang selama ini terpinggirkan dari sistem pendidikan formal,” katanya.
Novali Panji Nugroho, Amira Nada Fauziyyah, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Respons BKSAP DPR hingga Analis atas Serangan AS ke Iran