Kematian Afif Maulana Jadi Simbol Peringatan Hari Anti Penyiksaan Sedunia di Sumatra Barat
TEMPO.CO, Jakarta –Koalisi Masyarakat Sipil Sumatra Barat menggelar aksi peringatan Hari Anti Penyiksaan Sedunia di Jembatan Kuranji Kota Padang, Sumatra Barat, pada Selasa, 24 Juni 2025. Lokasi aksi merupakan tempat ditemukannya jasad Afif Maulana pada 2024 lalu.
Dalam aksi tersebut massa aksi membawa spanduk yang bertuliskan “in memoriam Alm. Afif Maulana.” Mereka juga membuat poster-poster yang berisikan pemberitaan soal kasus Afif Maulana.
“Aparat telah gagal mengungkap kematian kawan kami Afif Maulana. Satu tahun lebih sampai saat ini tanpa kejelasan penyebab kematian kawan kami itu,” ujar salah satu massa aksi, Calvin Nanda, saat berorasi. “Perlu diingat tidak ada dalil yang membenarkan penyiksaan, walaupun kepada terduga pelaku tindak pidana.”
Afif Maulana, 13 tahun, ditemukan tewas di bawah Jembatan Kuranji, Sumatera Barat, pada Juni 2024. Dugaan awal menyebutkan bahwa kematian Afif disebabkan oleh tindak penganiayaan yang melibatkan polisi saat menangani tawuran. Namun, polisi membantahnya.
Setelah kasus berjalan tanpa kepastian hukum, Polda Sumbar memutuskan menghentikan penyelidikan. Keputusan penghentian penyelidikan diumumkan oleh Kapolda Sumatera Barat Inspektur Jenderal Suharyono pada 31 Desember 2024 setelah gelar perkara khusus berlangsung di hari yang sama.
Kepolisian menyebut, kasus ini dihentikan dengan alasan tidak ditemukannya unsur pidana. Sementara Surat Perintah Penghentian Penyelidikan masih berproses.
Dalam peringatan Hari Anti Kekerasan Sedunia di Jembatan Kuranji, keluarga Afif Maulana juga terlihat terlibat. Ibunya, Anggun, bersama adik Afif Maulana membawa sekantong bunga. Di sisi lain ayahnya, Afrinaldi, juga membawa spanduk.
Afrinaldi mengatakan jika peringatan ini sebagai bukti bahwa anaknya Afif Maulana belum mendapatkan keadilan. Walaupun segala upaya telah dilakukan pihak keluarga bersama pengacara untuk mengukap penyebab kematian Afif Maulana.
“Kami masih berjuang untuk keadilan anak kami. Segala upaya telah dilakukan, namun kasus ini seperti ditutup-tutupi. Ini sudah berjalan satu tahun,” ucapnya.
Selain itu, aksi ini juga bentuk upaya mengingatkan kepolisian akan tragedi yang menimpa Afif Maulana satu tahun lalu. Sehingga kasus yang sama tidak terulang lagi. “Saya berharap tidak ada korban lagi seperti Afif Maulana,” ucapnya.
Sementara itu, koordinator aksi, Muhammad Syarif mengatakan aksi mereka pada peringatan Hari Anti Penyiksaan Sedunia ini ingin mengenang satu tahun kematian Afif Maulana yang belum tuntas pengusutannya.
“Kami melakukan orasi, tabur bunga dan berdoa bersama untuk Almarhum Afif Maulana,” kata Mahasiswa Universitas Bung Hatta itu.
Selain itu, Koalisi Masyarakat Sipil Sumatra Barat juga akan melakukan aksi di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatra Barat pada Kamis 26 Juni 2025. Adapun Hari Anti Penyiksaan Sedunia diperingati setiap 26 Juni. “Hal ini kami lakukan sebab DPRD lah sebagai pemangku kebijakan,” katanya.