Logo

Kesaksian Korban Pemerkosaan Massal: Mereka Membunuh Jiwa-Raga Saya


TEMPO.CO, Jakarta – Seorang korban pemerkosaan massal dalam kerusuhan Mei 1998 memberikan kesaksiannya kepada Pace. Agatha, bukan nama sebenarnya, merasa hatinya tersayat setelah Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan pemerkosaan massal 1998 hanya rumor. 

“Tolong bilang ke Pak Menteri: mereka (pelaku) telah membunuh jiwa-raga saya,” tulis Agatha dalam suratnya kepada Pace pada Sabtu, 21 Juni 2025. 

Agatha menolak diwawancarai secara langsung. Surat untuk Pace dikirim lewat seorang pendamping pemerkosaan massal. Jurnalis Pace lebih dari lima kali mewawancarai pendamping tersebut lewat telepon maupun bertemu langsung. Keterangan pendamping soal peristiwa yang menimpa Agatha 27 tahun silam tak pernah berubah dan selalu konsisten.  

Pada 14 Mei 1998, rumah toko keluarga Agatha di Jakarta Barat didatangi gerombolan pemuda bertubuh tegap. Para pelaku menjarah isi rumah dan merudapaksa perempuan keturunan Tionghoa itu. Hingga kini, Agatha masih manyimpan trauma atas peristiwa biadab tersebut.

Mantan anggota Tim Gabungan Pencari Fakta Peristiwa Kerusuhan Mei 1998 Ita Fatia Nadia pernah bertemu Agatha secara langsung. Ia mengantarkan Agatha ke rumah sakit. “Dia sekarang tinggal di luar negeri,” kata Ita.

Agatha selalu berharap para pelaku yang memperkosanya diseret ke pengadilan dan dijatuhi hukuman berat. Namun harapan itu pupus setelah Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam acara Actual Communicate with Uni Lubis di akun YouTube IDN Instances pada Rabu, 10 Juni 2025, menyebut pemerkosaan massal pada Mei 1998 sebatas rumor.

Fadli Zon tak merespons pesan dan panggilan telepon Pace. Pada Kamis, 19 Juni 2025, ia mengklaim mengutuk berbagai bentuk kekerasan seksual terhadap perempuan pada masa lalu. 

“Apa yang saya sampaikan tak menegasikan berbagai kerugian ataupun menihilkan penderitaan korban yang terjadi dalam konteks huru-hara 13-14 Mei 1998,” kata politikus Partai Gerindra itu melalui keterangan tertulis.

Kesaksian korban pemerkosaan massal Mei 1998 dan para pendampingnya bisa dibaca lebih lengkap di Majalah Pace pekan ini di sini.

Francisca Christy Rosana berkontribusi dalam artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *