Serba Serbi Pelaksanaan Retret Kepala Daerah di Jatinangor
INFO NASIONAL – Retret Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Gelombang Kedua baru saja selesai pada Kamis, 26 Juni 2025. Bagi Wakil Menteri Kementerian Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, kegiatan yang berlangsung selama lima hari di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat itu merupakan akselerasi dan juga simponisasi.
Bima pun menuturkan, yang paling utama dan indah dalam Retret ini adalah persahabatan. “Mari kita jaga persaudaraan kita,” kata dia.
Retret Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Gelombang Kedua diikuti para peserta yakni dua gubernur, tiga wakil gubernur, 38 bupati, 37 wakil Bupati, dua wali kota, dan empat wakil wali kota. Overall terdapat 86 peserta. Selama Retret, para peserta mendapatkan materi dari menteri, pimpinan lembaga non kementerian, wakil menteri, dan pejabat eselon satu. Namun, tak hanya itu, terdapat kegiatan-kegiatan dan kisah menarik di balik pelaksanaan Retret yang dapat diulik, di antaranya:
Senam Pagi
Kegiatan senam pagi dimulai pukul 05.35 WIB. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Retret yang dirancang untuk membangun kebugaran fisik sekaligus mempererat kebersamaan antarpeserta. Senam pagi berlangsung di Lapangan Parade Kampus IPDN.
Peserta tampak antusias dan kompak mengikuti gerakan demi gerakan yang diperagakan oleh instruktur. Apalagi senam pagi diiringi musik yang energik, sehingga gerakan para peserta makin terlihat semangat.
Wamendagri Bima Arya mengapresiasi kedisiplinan para peserta yang menunjukkan kemajuan dibanding hari sebelumnya. “Alhamdulillah pagi ini ada kemajuan, peserta tepat waktu. Kalau kemarin telat 10–15 menit, sekarang bahkan ada yang 5 menit sebelumnya sudah kumpul semua di sini,” ujar Bima, Selasa, 24 Juni 2025. Selama mengikuti retret, diakui Bima, peserta tidak diperkenankan keluar dari house kampus IPDN, bahkan di waktu kosong sekalipun.
Salah satu peserta Retret Gelombang Kedua saat sesi tanya jawab di IPDN Jatinangor, pada Rabu, 25 Juni 2025. TEMPO/Hendy Mulia
Diskusi Seru
Para kepala daerah dan wakil kepala daerah yang menjadi peserta Retret Gelombang Kedua mengikuti kelas khusus yang dipandu oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Kelas tersebut merupakan penyampaian materi lanjutan dari pemaparan Gubernur Lemhannas TB Ace Hasan Syadzily. Dalam discussion board ini, peserta diajak berdialog secara mendalam untuk menggali berbagai persoalan aktual yang dihadapi masing-masing daerah.
Guna memperdalam pemahaman materi, para peserta dibagi ke dalam empat kelompok diskusi studi kasus sesuai dengan masing-masing konsensus. Setiap kelompok membahas persoalan ketimpangan ekonomi serta rasa persatuan dan kesatuan dari sudut pandang empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, ketika mereka kembali berkumpul, pandangan yang dihasilkan dapat saling melengkapi satu sama lain.
Dalam suasana diskusi yang antusias dan terbuka, para peserta saling berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi di daerah. Banyak kepala daerah menemukan kesamaan persoalan, seperti ketimpangan ekonomi pascapandemi Covid-19, terutama di sektor pertanian. Selain itu, terdapat pula isu terkait kebutuhan akan regulasi yang lebih adaptif dalam menghadapi krisis.
Peserta dari sejumlah daerah menjelaskan persoalan di wilayahnya masing-masing, sekaligus upaya penyelesaian yang telah dilakukan. Secara umum, penanganan persoalan dari daerah-daerah tersebut dilakukan dengan mengedepankan kearifan lokal.
Pakai Baju Satpol PP
Pada hari terakhir Retret Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah para peserta Retret tampil mengenakan seragam Pakaian Dinas Lapangan (PDL) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Seragam Satpol PP menurut Wamendagri Bima Arya merupakan seragam kebanggaan penegak Peraturan Daerah (Perda). Kepala daerah, kata dia, merupakan komandan terdepan pasukan penegak Perda, yaitu Satpol PP.
Para kepala daerah diminta mampu menjalankan kewenangan menegakkan Perda dengan selurus-lurusnya, agar ketertiban dan kesejahteraan masyarakat terbangun. Menurut dia, ketika Perda dilaksanakan dengan baik, maka masyarakat akan menjaga sekaligus memuliakan kepala daerah. “Perda adalah untuk ketertiban dan kesejahteraan,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, Bima meminta para kepala daerah agar membina dan mendampingi organisasi kemasyarakatan (ormas) di daerah masing-masing. Dia menekankan pentingnya mendorong ormas agar memberi kontribusi positif bagi masyarakat. Bima juga mengingatkan kepala daerah agar bertindak tegas terhadap ormas yang menyimpang atau melakukan pelanggaran hukum.
Sejumlah kepala daerah peserta retret mengenakan seragam pol pp berbaris di Balairung Rudini IPDN, Kamis, 25 Juni 2025. TEMPO/Hendy Mulia
Sidak Peserta Retret
Wamendagri Arya Bima sempat melakukan sidak ke kamar-kamar peserta Retret. Salah satu peserta ternyata ada yang menggabungkan dua ranjang tempat tidur menjadi satu. Wamen pun mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Bupati Bengkulu Selatan, Rifai Tajudin.
“Tuhan kasih saya rezeki, saya dapat kamar sendiri dengan dua tempat tidur, lalu ada pita, saya ikat,” kata Rifai kepada Pace. Menggabungkan dua ranjang menjadi satu dia lakukan agar ketika tidur, dirinya tidak terjatuh. “Awalnya saya cemas. Apalagi postur tubuh saya besar, tetapi setelah ranjang digabung, alhamdulillah tidur saya jadi nyaman.”
Dia pun bersyukur, dengan postur tubuh seperti saat ini tetap dapat mengikuti semua tahap kegiatan. Apalagi dirinya juga diberi pita kuning, yang memiliki arti membutuhkan pemantauan ringan hingga sedang dari para panitia. “Saya diberi pita kuning, alhamdulillah, semua tahapan saya bisa ikuti.”
Gotong Royong Kumpulkan Donasi
Di sela-sela schedule paparan, para peserta Retret baik gubernur, bupati, wali kota, beserta wakilnya diajak berkeliling melihat kondisi kampus. Mereka sempat mengunjungi barak Praja Putri.
Gubernur Bali, Wayan Koster dan Gubernur Bangka Belitung, Hidayat Arsani, pun menilai kondisi sarana dan prasarana yang digunakan para Praja memprihatinkan. “Kami ingin membantu, dan ini kami membantu secara pribadi, karena ini bantuan untuk negara,” kata Hidayat Arsani.
Gubernur Bali, Wayan Koster bahkan melihat ada tempat tidur yang kurang layak. “Ada yang kutuan,” kata dia. Selain itu, ada juga tempat tidur yang sudah miring. Menurut dia hal-hal itu lah yang membutuhkan dukungan dari mereka. “Kita akan gotong royong, dan mencari skema terbaik.”
Saat ini menurut Wamendagri Bima Arya, Kementerian Dalam Negeri tengah melakukan Ikhtiar untuk memperbaiki, menyempurnakan, dan meningkatkan kapasitas. “Nanti sarana fisiknya kita perbaiki, dan tentu kita ingin agar adik-adik Praja ini bisa lebih baik agar kualitas lulusan juga lebih baik.”
Sisingaan
Penutupan Retret Kepala Daerah dan Wakil Daerah Gelombang Kedua diwarnai dengan atraksi menarik yang dilakukan Gubernur Bali, Wayan Koster dan Gubernur Bangka Belitung, Hidayat Arsani. Mereka berdua diangkat saat menaiki patung singa.
Atraksi tradisional bertajuk Sisingaan itu pun menutup kegiatan Retret Kepala Daerah dan Wakil Daerah Gelombang Kedua. Wamendagri Bima Arya mengatakan, atraksi itu merupakan persembahan dari Jawa Barat. “Kita ingin berikan kehormatan kepada dua gubernur yang hadir untuk menaiki singa. Itu adalah tradisi ya, memuliakan tamu.”
Menyambut tamu, melepaskan tamu, memuliakan tamu, kata Arya Bima merupakan tradisi budaya Jawa Barat. “Kami berikan apresiasi kepada para peserta yang telah sangat disiplin, dan dua gubernur juga yang bahkan mereka menyatakan dukungannya untuk membantu pembangunan IPDN.”