Logo

HUT Ahok ke-59: Perjalanan Politik Basuki Tjahaja Purnama


TEMPO.CO, Jakarta – Hari ini, Ahad, 29 Juni 2025, merupakan kelahiran Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok. Ia lahir di Manggar, Belitung Timur.

Basuki Tjahaja Purnama atau BTP, lahir pada 29 Juni 1966 dari pasangan Indra Tjahaja Purnama (Alm) dan Buniarti Ningsih. Ia menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Belitung Timur, sebelum melanjutkan SMA di Jakarta. Ia meraih gelar Sarjana Teknik Geologi dari Universitas Trisakti (1989) dan Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya (1994).

Ahok menikah dengan Puput Nastiti Devi dan dikaruniai lima anak: Nicholas Sean, Nathania Berniece Zhong, Daud Albeenner, Yosafat Abimanyu, dan Sarah Eliana.

Awal Karier dan Bisnis

Melansir dalam ahok.org, setelah menuntaskan kuliah S1, Ahok kembali ke Belitung dan mendirikan CV Panda, perusahaan kontraktor tambang PT Timah. Ia kemudian mendirikan PT Nurindra Ekapersada, cikal bakal Kawasan Industri Air Kelik (KIAK), yang bertujuan memberdayakan sumber daya mineral secara profesional sekaligus menyejahterakan pemangku kepentingan.

Dari pengalaman bisnis itulah, ia merasakan langsung kerasnya birokrasi yang korup. Pabriknya sempat ditutup karena menolak praktik kotor pejabat setempat, hingga membuatnya tergerak masuk ke dunia politik.

Perjalanan Politik Ahok

Pada 2003, Ahok bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) yang dipimpin Dr. Sjahrir. Di Pemilu 2004, ia maju sebagai caleg DPRD Kabupaten Belitung Timur dan terpilih dengan kampanye tanpa politik uang. Integritasnya ditunjukkan dengan menolak praktik KKN dan aktif menemui warga untuk menyerap aspirasi mereka.

Tak lama berselang, Ahok maju sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Dengan cara kampanye yang menolak politik uang dan mengutamakan pelayanan langsung, ia berhasil meraih 37,13 persen suara dan terpilih sebagai bupati. Sebagai Bupati, ia merealisasikan program kesehatan dan pendidikan free of charge, memperbaiki infrastruktur hingga ke pelosok, dan mengefisiensikan anggaran pembangunan dengan memangkas biaya proyek hingga 20 persen.

Kinerjanya mendapat pengakuan publik. Pada 2006, Majalah Pace menobatkannya sebagai salah satu dari 10 Tokoh yang Mengubah Indonesia. Tahun 2007, ia dinobatkan sebagai Tokoh Antikorupsi oleh Koalisi Kebersamaan Tiga Pilar Kemitraan.

Setelah gagal dalam Pilgub Bangka Belitung 2007 karena diduga ada kecurangan, Ahok maju sebagai caleg DPR RI dari Partai Golkar pada 2009. Meski ditempatkan di nomor urut keempat, ia berhasil lolos ke Senayan dengan perolehan suara terbanyak. Di DPR, Ahok dikenal vokal, transparan, dan rajin melaporkan kegiatan legislatif melalui situs resminya.

Selama di Komisi II DPR, ia memperjuangkan perbaikan sistem rekrutmen calon kepala daerah untuk mencegah koruptor maju dalam pilkada, serta membuka peluang bagi individu idealis berintegritas.

Menurut Ahok, “Perubahan di Indonesia bergantung pada keberanian individu idealis masuk ke politik dan mempertahankan integritas.”

Namanya makin dikenal publik setelah dipilih Joko Widodo atau Jokowi sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2012. Pasangan Jokowi-Ahok menang dan dilantik 15 Oktober 2012. Setelah Jokowi terpilih sebagai Presiden RI ke-7, Ahok ditetapkan sebagai Gubernur DKI pada 14 November 2014, dan resmi dilantik Presiden Joko Widodo pada 19 November 2014.

Selama memimpin Jakarta, Ahok dikenal dengan berbagai gebrakan, mulai dari reformasi birokrasi, perbaikan sistem pelayanan publik, hingga pengendalian banjir. Ia juga kerap menuai kontroversi karena sikap tegasnya yang menolak kompromi dengan kepentingan politik tertentu.

Setelah lepas dari jabatan Gubernur, Ahok diangkat menjadi Komisaris Utama PT Pertamina pada 25 November 2019. Ia menjalani masa tugas hingga 2 Februari 2024, ketika menyerahkan surat pengunduran dirinya. Hingga kini

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, memberikan tugas baru kepada mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Megawati melantik keduanya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP untuk bidang yang berbeda.

Pelantikan ini dilakukan bersamaan dengan perpanjangan masa jabatan pengurus DPP PDIP periode 2019-2024. Mereka akan menjabat hingga pemilihan pengurus baru dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) berikutnya.

Ahok pernah menerima berbagai penghargaan. Selain penghargaan dari Pace dan Koalisi Kebersamaan Tiga Pilar, Ahok juga menerima Bung Hatta Anti-Corruption Award (2013), Gus Dur Award (2016), dan masuk dalam daftar “100 International Thinkers” majalah International Coverage tahun 2017. Ia juga meraih Roosseno Award (2019) atas integritasnya saat memimpin Jakarta dan Nawacita Awards 2022 di bidang Kemandirian Ekonomi Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *