Hasan Nasbi Ungkit Lagi Diksi ‘Rakyat Jelata’ yang Sempat Viral
TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan frasa ‘rakyat jelata‘ bukan diksi untuk menghina. Diksi itu pernah disampaikan mantan Presiden Sukarno dan Sutomo (Bung Tomo) untuk memberikan semangat juang.
“Rakyat jelata itu kata yang mungkin paling sering disebut oleh Bung Karno dalam tulisan dan pidato dia. Bukan untuk menghina. Tapi bagian dari semangat juang,” kata dia di Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, Senin, 30 Januari 2025.
Mulanya Hasan menyinggung Juru Bicara PCO Adita Irawati yang sempat viral karena menanggapi diksi rakyat jelata ketika merespons eks Utusan Khusus Presiden, Miftah Maulana Habiburrahman. Miftah kala itu dianggap menghina pedagang es teh bernama Sunhaji.
Menurut Hasan, kalimat Adita tidak bermaksud menghina. Rakyat jelata tertuang di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Rakyat jelata juga diksi yang sering disampaikan oleh mantan Presiden Sukarno dalam tulisan dan pidatonya.
“Rakyat jelata itu kata-katanya Sarinah kepada Bung Karno. Sarinah itu ibu asuhnya Bung Karno. Itu kata-katanya Sarinah kepada Bung Karno, jangan lupakan rakyat jelata,” kata dia.
Diksi itu, kata Hasan, juga disampaikan Bung Tomo dalam pidatonya pada 10 November 1945. Berdasarkan analisa sejarah itu, Hasan mengatakan, diksi rakyat jelata tidak untuk menghina. Namun, makna rakyat jelata digeser menjadi menghina oleh kelompok masyarakat.
“Kita tidak tahu maksudnya apa menganggap rakyat jelata sebagai penghinaan kemudian diikuti oleh banyak orang jadi benar kata-kata rakyat jelata sebagai penghinaan,” kata dia.
Juru bicara Kantor Komunikasi Presiden Prabowo Subianto, Adita Irawati telah meminta maaf atas kegaduhan dalam penggunaan diksi ‘rakyat jelata’ saat memberikan keterangan perihal pedakwah Miftah Maulana yang menghina penjual es teh. Dia mengakui pemilihan kata yang dia gunakan kurang tepat.
Juru bicara Kementerian Perhubungan 2020-2024 ini menegaskan pihak Istana sangat menyesalkan kejadian tersebut. Melalui Instagram pribadinya pada Kamis, Adita mengklarifikasi pernyataan tersebut sama sekali tidak disengaja. Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi pada 2018-2019 ini meyakini peristiwa itu terjadi karena adanya pergeseran makna pada diksi yang saya gunakan di technology saat ini.
Adita mengklaim bahwa dia menggunakan diksi ‘rakyat jelata’ karena sesuai dengan arti dan makna yang tercantum di dalam KBBI yang artinya adalah rakyat biasa.
Sebelumnya, Adita Irawati mengunakan diksi ‘rakyat jelata’ saat memberikan penjelasan perihal sikap Presiden Prabowo yang selalu berpihak pada masyarakat kecil. Pernyataan itu disampaikan dalam kaitan kasus Miftah yang dinilai menghina penjual es teh dalam sebuah pengajian.
“Presiden kita Pak Prabowo Subianto, ini kalau dilihat dari berbagai kegiatannya baik itu pidato atau kunjungan beliau, terlihat sekali pemihakan beliau pada rakyat kecil, pada rakyat jelata,” kata Adita dalam potongan klip yang viral di sejumlah platform sosial media pada Kamis, 5 Desember 2024. Cuplikan videonya itu menuai kritikan tajam dari warganet.
Daniel Ahmad Fajri berkontribusi dalam tulisan ini
Pilihan editor: Poin-poin Hasil Pertemuan Prabowo dan Anwar Ibrahim