Logo

Menteri Sosial: Sekolah Rakyat Gunakan Akal Imitasi Untuk Petakan Potensi


TEMPO.CO, Jakarta — Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan bakal menerapkan Synthetic Intelligence atau Akal Imitasi (AI) untuk memetakan potensi dan bakat peserta didik Sekolah Rakyat. Tujuannya membantu guru dalam merancang metode pembelajaran yang tepat sasaran.

Metode pemetaan ini dilakukan melalui tes DNA berbasis AI yang dikembangkan Pendiri ESQ Management, Ary Ginanjar. “Jadi ini khusus dan secara free of charge untuk sekolah rakyat. Nanti bisa dijelaskan lebih lanjut oleh Pak Ary. Tapi yang jelas dengan perangkat ini kami bisa lebih cepat mengetahui minat dan bakat siswa,” ujar Gus Ipul saat menghadiri simulasi sekolah rakyat di Sentra Handayani, Jakarta Timur, Rabu, 9 Juli 2025.

Kendati akan menerapkan kecerdasan buatan untuk sekolah rakyat, Gus Ipul menekankan semua pihak bersikap terbuka, memberikan masukan dan kritikan mengenai program Sekolah Rakyat. Menurut dia, setiap masukan itu akan diterima dan dijadikan sebagai bahan evaluasi “Jika nanti melihat ada kekurangan, atau lihat hal-hal yang mungkin belum sesuai harapan, kami mohon itu disampaikan agar ini menjadi bagian dari masukan kepada kami,” ujar Gus Ipul.

Dalam keterangan terpisah, Ary Ginanjar memaparkan mengenai alat tes DNA berbasis AI yang nanti akan diterapkan di Sekolah Rakyat. Menurut dia, alat ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi dalam memetakan potensi dan bakat siswa sehingga proses pembinaan bisa dilakukan sejak dini. “Dengan cara seperti itu, maka ini bukan hanya sekadar sekolah rakyat biasa. Tapi melahirkan manusia-manusia unggul, di mana jenius mereka terbaca semenjak awal dan hari ini pun mereka sudah mengisi mudah-mudahan nanti bisa dibaca apa kelebihan mereka,” kata Ary di Sentra Handayani Jakarta.

Ary berharap dengan hadirnya alat tes ini, Sekolah Rakyat menjadi percontohan manajemen talenta. Ia menyinggung maraknya generasi muda yang bekerja tidak sesuai dengan potensi dan jurusan mereka. Dia menjelaskan, mereka yang ingin menggunakan AI hanya diminta mengisi 10 menit. “Ada 99 pertanyaan. Dari 99 pertanyaan itu, kami akan tahu talenta-talenta mereka. Kami tahu, sebabnya 87 persen di Indonesia itu salah jurusan. Melalui tes ini tidak akan ada salah jurusan,” ujar dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *