Logo

Respons Menteri HAM Soal Kunjungan Pelapor Khusus Dewan HAM PBB ke Papua


TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai mengatakan, kunjungan pelapor Khusus Dewan HAM PBB untuk masyarakat adat Alfred Okay. Barume ke Jayapura merupakan schedule pribadi. Kunjungan itu, kata Natalius, merupakan undangan Aliansi Masyarakat Adat Masyarakat Nusantara (AMAN) untuk menghadiri schedule pertemuan baik di Jakarta maupun Papua.

“Pemerintah, setidaknya Kementerian Hak Asasi Manusia tidak menerima pemberitahuan resmi adanya kunjungan tersebut,” ungkap Natalius dalam keterangan resmi, Rabu, 9 Juli 2025.

Natalius mengatakan, terkait persoalan di Papua, pemerintah sedang melakukan upaya-upaya bersifat rekonsiliasi dan perdamaian termasuk pembangunan berbasis ham.

“Pemerintah juga sedang menyiapkan badan yang akan melakukan percepatan pembangunan papua dalam kerangka otonomi khusus,” kata dia. 

Diketahui dalam kunjungannya ke Jayapura, Alfred melakukan berbagai pertemuan dengan aktivis hak asasi manusia dan tokoh masyarakat adat. 

Albert Kwokwo Barume sebelumnya melawat ke Jayapura, Provinsi Papua. Dalam pertemuan dua hari yang diinisiasi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) ini, Barume menampung keluh kesah dan kesaksian masyarakat adat Papua terdampak konsesi sawit maupun proyek strategis nasional atau PSN.

Barume dipercaya mengemban tugas sebagai pelapor khusus PBB sejak Desember 2024. Sebagai pelapor khusus, dia bisa melakukan kunjungan resmi (legitimate talk over with) dan tidak resmi (unofficial talk over with). Lawatan ke Papua ini merupakan kunjungan casual yang disebut juga sebagai “kunjungan akademik”. Perbedaan dari kedua jenis kunjungan tersebut, ia menuturkan, adalah bila berkunjung tanpa adanya undangan resmi dari pemerintah negara yang bersangkutan, maka yang bisa ia lakukan selama kunjungan itu cukup terbatas. 

“Hal yang berbeda adalah ketika Anda melawat ke negara tanpa pemerintah menerima Anda, ada hal yang tidak bisa Anda katakan dan ada hal yang tidak bisa Anda lakukan,” ucap Barume di hadapan masyarakat adat Orang Asli Papua (OAP), di Jayapura, Papua, pada Jumat, 4 Juli 2025. 

“Tapi saya bisa mendengar saya bisa melihat, dan saya pikir itu cukup,” kata dia kemudian. 

Pada unofficial talk over with seperti ini, Barume tidak dapat memberikan komentar atas situasi negara. Artinya, dia memiliki keleluasaan untuk melihat kondisi dan mendengar pengalaman masyarakat adat, tetapi tidak untuk melakukan penilaian terhadap pemerintah. 

Albert pun mendorong masyarakat adat yang hadir untuk bicara dengan dirinya mengenai kondisi yang selama ini mereka alami. “Jika Anda bertanya tentang Indonesia, saya tidak dapat menjawabnya. Tetapi Anda dapat mengatakan apa saja karena Anda lebih bebas daripada saya,” kata dia. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *