Logo

Menteri Natalius Pigai Janji Koreksi Institusi yang Melanggar HAM


TEMPO.CO, Jakarta — Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai berjanji akan mengkoreksi kementerian, lembaga, maupun institusi yang melanggar hak asasi manusia. Natalius mengatakan dirinya adalah prajurit Presiden Prabowo Subianto yang mengikuti pedomannya. “Saya itu berpedoman pada Presiden karena saya prajuritnya,” kata Natalius dalam rapat kerja dengan Komisi XIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu, 16 Juli 2025.

Dia kemudian memaparkan sejumlah revisi kebijakan yang telah dilakukan Prabowo. Dia menyebutkan, mulai dari pencabutan larangan bagi pengecer untuk menjual gasoline elpiji 3 kilogram subsidi dan percepatan pengangkatan calon pegawai negeri sipil atau CPNS (CASN) 2024 dan calon pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Kemudian, pencabutan izin usaha tambang nikel yang beroperasi di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, dan keputusan empat pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatera Aceh adalah milik Aceh. “Jadi kebijakan-kebijakan itu dikoreksi oleh Presiden. Oleh karena itu kami juga sama, kami akan mengkoreksi kalau ada kementerian/lembaga yang melakukan kesalahan,” ujar dia. 

Natalius menjelaskan, tugas Kementerian HAM menjalankan kebijakan politik pemerintah yang menyangkut tentang HAM, termasuk audit HAM kementerian/lembaga, swasta, korporasi di provinsi, kabupaten, dan kota. “Kami yang audit,” tutur dia. 

Sesuai dengan kewenangan kementerian, Natalius memastikan bakal melakukan koreksi apabila ada kebijakan yang melanggar hak asasi rakyat. “Kebijakan-kebijakan pemerintah ada yang salah, menabrak hak asasi manusia, sampaikan kepada kami dan kami tidak tanggung-tanggung untuk mengkoreksi,” ucap dia. 

Tak hanya itu, Natalius kemudian mengungkapkan, ketika ada pejabat kementerian/lembaga yang dianggap telah melakukan kesalahan yang bertentangan dengan HAM, Kementeriannya lah yang menjadi sasaran demonstrasi. “Padahal yang melakukannya kementerian/lembaga lain, bukan pejabat Kementerian HAM,” ujar dia. “Seperti tentang tanah, pertanian, industri, tentang kekerasan-kekerasan. Kami ini terminal terakhir peraduan,” ujar dia lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *