Gibran Heran Masyarakat Ribut soal Kemenyan Bisa Buat Parfum
TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka heran masyarakat meributkan pernyataanya soal kemenyan bisa menjadi bahan parfum. Padahal, menurut Gibran, kemenyan memiliki banyak manfaat.
“Bukan hanya dukun yang pakai kemenyan,” kata Gibran dalam acara Inexperienced Affect Pageant 2025 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Juli 2025 dipantau by the use of YouTube.
Putra sulung presiden ke-7 Joko Widodo itu merasa masyarakat kerap meributkan beberapa pernyataanya seperti pengembangan akal imitasi (AI). Gibran merasa sulit untuk menyampaikan sesuatu yang tidak populer. “Enggak gampang menyuarakan hal-hal yang kurang populer,” ujar Gibran.
Gibran memuji kelompok anak muda yang tetap berani melakukan perubahan meski mendapatkan banyak perundungan. Gibran, misalnya, memuji kegigihan Pandawara Crew membersihkan lingkungan. Pandawara adalah kelompok pemuda asal Bandung yang berfokus pada isu kebersihan lingkungan, khususnya masalah sampah.
Gibran mengatakan Presiden Prabowo Subianto memberikan ruang anak muda untuk berinovasi. Gibran berjanji akan mengawal kelompok anak muda untuk terus berekspresi.
Pada Senin, 14 Juli 2025 lalu, Gibran mendorong hilirisasi kemenyan. Gibran bilang banyak orang tidak tahu manfaat dari kemenyan bisa dibuat menjadi bahan parfum mahal seperti Louis Vuitton hingga Gucci.
“Banyak yang ketawa. ‘Kemenyan buat dukun, ini, ini, ini’ – salah,” kata Gibran dalam acara pembekalan kepemimpinan Lembaga Ketahanan Nasional di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, dikutip dari video Sekretariat Wakil Presiden pada Senin, 14 Juli 2025. “Ibu-ibu yang pake parfum LV, Gucci, dan lain-lain itu dari Kemenyan lho itu.”
Menurut Gibran, industri tanah air terbiasa menjual barang mentah, sehingga perlu hilirisasi. Mantan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini mendorong anak muda untuk terus riset dan menggunakan alat-alat terkini. “Bukan hanya hilirisasi nikel. Kemenyan sama berharganya,” kata dia.
Daniel A Fajri berkontribusi pada tulisan ini
Pilihan editor: PDIP Berharap Putusan untuk Hasto Tidak Bernasib seperti Tom Lembong