Logo

Kurikulum Cinta Diluncurkan, Kemenag Minta Guru Madrasah Tak Salah Paham


TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Agama resmi meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam peluncuran itu, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Thobib Al Asyhar, meminta para guru madrasah memahami esensi kurikulum cinta tersebut secara tepat dan tidak memaknainya secara administratif semata.

“KBC jangan dipahami sebagai kertas kerja formal yang malah membebani guru,” kata Thobib dikutip dari keterangan resmi, Jumat, 25 Juli 2025. “Kurikulum ini tentang bagaimana cinta dijadikan fondasi dalam mendidik. Cinta adalah kurikulum kehidupan, seperti yang disampaikan Pak Menteri.”

Menurut Thobib, inti dari kurikulum tersebut terletak pada awareness atau kesadaran seorang guru dalam menjalankan fungsinya: menyinari, membimbing, dan menanamkan akhlak kepada murid. Ia juga menyambut baik masukan dari para guru agar pendekatan KBC diintegrasikan dengan deep studying atau pembelajaran mendalam.

“Integrasi KBC dengan deep studying tidak masalah. Dua-duanya pendekatan. Apalagi Kemenag punya program ekoteologi, yakni cara pandang dan perilaku positif terhadap alam. Semua bisa diintegrasikan agar implementasi di kelas jadi lebih mudah,” ujarnya.

Lebih jauh, Thobib menekankan pentingnya integrasi ilmu umum dan nilai keislaman di madrasah. Guru madrasah, menurut dia, tidak cukup hanya menyampaikan isi kurikulum, tetapi juga harus mampu menyisipkan nilai-nilai non secular.

“Guru mapel umum di madrasah tidak bisa disamakan dengan guru di sekolah. Harus bisa menginsersi nilai keislaman agar lahir alumni yang memiliki keilmuan holistik,” tutur dosen Magister Sekolah Kajian Stratejik dan International (SKSG) Universitas Indonesia itu.

Ia menyampaikan dalam khazanah Islam terdapat banyak referensi yang menunjukkan pendekatan integratif dalam keilmuan. “Lihat saja karya-karya ilmuwan Islam seperti Ibnu Sina, Al-Biruni, Al-Thabari, hingga Al-Jabbar. Mereka menyusun ilmu secara terpadu,” ujar Thobib.

Kurikulum Berbasis Cinta merupakan salah satu kebijakan pendidikan Kementerian Agama. Thobib mengingatkan keberhasilan kurikulum ini bergantung pada pemahaman dan kesiapan para pendidik dalam menerjemahkannya ke dalam praktik pembelajaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *