Logo

Mahasiswa PPDS Anastesi Unpad Diizinkan Kembali Kuliah di RSHS Bandung


TEMPO.CO, Jakarta – Mahasiswa program pendidikan dokter spesialis atau PPDS anestesiologi dan terapi intensif Universitas Padjadjaran atau Unpad kini bisa kembali kuliah di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. “Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi sepakat hari ini memulai kembali program residensi anestesi ,” kata Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan Azhar Jaya di RSHS Bandung, Kamis, 24 Juli 2025.

Menurut dia, Kementerian Kesehatan tidak pernah menghentikan program studi melainkan menunda sementara PPDS. “Kita dangle dulu sambil ada perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Unpad maupun pihak RSHS,” ujarnya.

April lalu Kementerian Kesehatan membekukan PPDS anestesiologi dan terapi intensif terkait kasus kekerasan seksual yang dilakukan seorang mahasiswa PPDS Priguna Anugerah Pratama terhadap keluarga pasien di RSHS Bandung.

Berdasarkan laporan Inspektorat Jenderal Kemenkes dan Kemendiktisaintek, kata Azhar, RSHS dan Fakultas Kedokteran Unpad sudah memenuhi semua kewajibannya sehingga proses residensi program studi anestesi dapat dimulai kembali. “Banyak perbaikan ada perbaikan manajemen, tata SOP, sistem penerimaan, penilaian-penilaian, itu semua kita perbaiki,” kata dia.

Selain itu juga akan dilakukan pemantauan mahasiswa PPDS secara berjenjang dan evaluasi. Azhar mencontohkan ada mahasiswa PPDS yang mengalami suatu penyakit sehingga tidak bisa berdiri lama. Sementara program pendidikannya terkait dengan operasi yang berat hingga harus berdiri selama 7-8 jam. “Jadi dia ikut program tapi sakit, jadi perlu diperketat persyaratan masuknya, begitu diterima dia siap secara fisik dan psychological untuk PPDS,” ujarnya. 

Pihak RSHS Bandung menyatakan telah siap untuk melaksanakan PPDS anestesi lagi sambil membuat perbaikan untuk menghasilkan dokter yang andal. Sementara Wakil Rektor Unpad Zahrotur Rusyda Hinduan mengatakan, kejadian kekerasan seksual mahasiswa PPDS tersebut memberikan pelajaran.

“Ada sebelas pekerjaan rumah (perbaikan) yang kita lakukan dan 17 yang kita lakukan bersama RSHS, dan nanti masih ada dua lagi yang sedang dilakukan proses dan sosialisasinya ke seluruh pihak yang terlibat dalam PPDS,” ujarnya. 

Unpad menyiapkan seleksi type baru untuk menyaring para calon mahasiswa PPDS seperti mewajibkan tes Minnesota Multiphasic Persona Stock (MMPI), menambahkan tahapan wawancara klinis, dan menetapkan skor minimal sebagai syarat kelulusan.

“Wawancara klinis dengan psikolog dilakukan untuk mengetahui karakter calon peserta PPDS, termasuk kepribadian mereka dan bagaimana respons yang ditunjukkan saat berada dalam situasi yang menekan,” kata Zahrotur dalam keterangannya akhir Mei lalu.

Perubahan dalam tahap seleksi mahasiswa PPDS Unpad terkait dengan penyempurnaan sistem seleksi untuk memastikan peserta yang lolos unggul secara akademik, memiliki kesiapan psychological, dan profesionalisme yang dibutuhkan dalam pendidikan dan praktik kedokteran spesialis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *