‘Darah Kuning’ Agus Gumiwang Plt Ketua Umum Golkar, Sama dengan Airlangga Hartarto
TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita terpilih sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Golkar lewat rapat pleno yang digelar pada Selasa malam, 13 Agustus 2024. Agus memimpin Golkar untuk sementara, usai Airlangga Hartarto mundur dari jabatan ketum pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
“Rapat pleno telah mengesahkan Plt Ketua Umum adalah Agus Gumiwang Kartasasmita,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Meutya Hafid di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa, 13 Agustus 2024.
Seperti diketahui, Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada Sabtu, 10 Agustus 2024. Keputusan itu berdasarkan berbagai pertimbangan. Salah satunya untuk menjaga keutuhan partai. Dalam pesannya, Airlangga berharap Golkar dapat terus mengawal demokrasi. Sebab, bagi dia, partai politik adalah pilar demokrasi di Indonesia.
Menariknya, Agus dan Airlangga diketahui memiliki orang tua yang sama-sama “darah kuning”. Siapa orang tua mereka?
Hartarto Sastrosoenarto
Hartarto merupakan ayah dari Airlangga dan merupakan mantan Menteri Perindustrian pada masa orde baru. Pria kelahiran 30 Mei 1932 di Klaten, Jawa Tengah ini dinilai telah berjasa mendorong kesuksesan pembangunan industri di Indonesia dengan kemampuan bangsa sendiri.
Hartarto memulai pendidikan sarjananya di Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Bandung (sekarang ITB) pada 1952-1955 hingga tingkat III yang kemudian dilanjutkan BSc of Honours di jurusan Teknik Kimia College of New South Wales pada 1955-1959.
Dilansir dari Antara, Hartarto mulai menggeluti dunia industri sejak dekade 1960-an. Berawal menjadi Koordinator Teknik Proyek Perluasan Pabrik Kertas Leces hingga menjabat sebagai direktur. Pada periode 1964-1965, sempat menjadi Direktur Badan Pimpinan Umum (BPU) Pulp dan Kertas. Selanjutnya, menjabat posisi Asisten I Kopel PN Industri Kimia.
Pada 1968, dia dipercaya menjadi Kepala Dinas Produksi pada Ditjen Perindustrian Kimia, Departemen Perindustrian. Karier ini sebagai awal mulanya duduk di bangku pemerintahan. Pada 1973, pria bersuara bariton ini ditarik menjadi Direktur Pembinaan pada Ditjen Pembinaan Industri Kimia. Dua tahun berikutnya, diangkat menjadi Direktur Industri Silikat. Kariernya makin melejit saat menjabat sebagai Dirjen Industri Kimia pada 1979 sampai kemudian diangkat menjadi Menteri Perindustrian pada 1983.
Iklan
Sebagai menteri, penerima lima gelar doktor honoris causa yang selama 40 tahun bekerja di lingkungan pemerintah ini sangat menentang ekspor bahan mentah dan mendesak agar Indonesia hanya boleh mengekspor hasil olahan.
Selain menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) dan Kabinet Pembangunan V (1988-1993), Hartarto juga pernah mengabdi sebagai Menteri Koordinator Bidang Produksi dan Distribusi (Menko Prodis) pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) dan Menteri Koordinator Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara (Menko Wasbangpan) pada Kabinet Pembangunan VII (1998-1999).
Ginanjar Kartasasmita
Sementara itu, Ginandjar Kartasasmita merupakan ayah dari Plt Ketum Golkar saat ini, Agus Gumiwang. Dilansir dari laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ginandjar lahir di Bandung, Jawa Barat, 9 April 1941. Ia adalah seorang politikus Indonesia yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 25 Januari 2010. Sebelumnya Ia menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah periode 2004 – 2009, dan beberapa kali menjadi menteri.
Di generation orde baru, ia menjadi Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan (Menko Perekonomian), dan Industri Kabinet Reformasi Pembangunan. Ia juga Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) Kabinet Pembangunan VII, merangkap Kepala Bappenas. Ginandjar juga berperan mendorong Soeharto mengundurkan diri pada Mei 1998 ketika ia dan menteri lainnya menolak duduk di Kabinet Reformasi Pembangunan yang akan dibentuk oleh Presiden Soeharto.
Ayah Agus Gumiwang tersebut kemudian terpilih sebagai ketua pertama Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang baru dibentuk. Ia meraih 72 dari 128 suara dalam putaran kedua melawan Irman Gusman, yang bersama L. a. Ode Ida menjadi wakilnya. Ia menyelesaikan masa jabatan lima tahunnya pada 1 Oktober 2009 dan digantikan oleh Irman Gusman.
ANANDA RIDHO SULISTYA | SAVERO ARISTIA WIENANTO | RIZKI DEWI AYU
Pilihan Editor: Pro-Kontra Bahlil Gantikan Airlangga Hartarto Jadi Ketua Umum Golkar, Idrus Marham Vs Agung Laksono