Gus Yahya dan Jokowi Bahas Konflik PBNU dan PKB di Istana


TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama  (PBNU) Yahya Cholil Staquf menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu petang, 14 Agustus 2024. Gus Yahya –sapaan Yahya Cholil Staquf—  dan Jokowi ikut membahas konflik antara PBNU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam pertemuan tersebut.

Yahya datang ke Istana didampingi oleh Rais Aam PBNU, Miftahul Akhyar dan Wakil Rais Aam PBNU, Anwar Iskandar pada sekitar pukul 16.45 WIB. Mereka keluar dari Istana kira-kira satu jam tiga puluh menit kemudian.

Seusai bertemu Jokowi, Yahya mengatakan pertemuan itu sebenarnya membahas kerja sama pemerintah dengan PBNU. Namun, di sela-sela pertemuan itu, kata dia, Presiden Jokowi sempat menanyakan mengenai polemik antara PBNU dan PKB.

“Kami jelaskan semuanya dan beliau bisa memahami, menerima dengan baik,” kata Yahya. Ia mengatakan bahwa Jokowi menaruh perhatian terhadap konflik PBNU dan PKB tersebut.

Namun, kata dia, Presiden Jokowi tidak memberi solusi atau arahan apa pun dalam pertemuan itu. Yahya menegaskan bahwa permasalahan ini akan ditangani sendiri oleh PBNU. “Ya, itu kan nanti urusan kami sendiri solusinya,” kata dia.

Hubungan PKB dan PBNU sedang memanas dalam dua bulan terakhir. Konflik antara PKB dan PBNU ini dipicu oleh langkah Dewan Perwakilan Rakyat membentuk panitia khsusu tentang angket penyelenggaraan ibadah haji 2024 atau pansus haji. Pansus haji tersebut menduga Kementerian Agama melakukan penyimpangan dalam penyelenggaran haji 2024, di antaranya keputusan untuk mengalihkan tambahan kuota haji reguler sebesar 20 ribu ke haji khusus atau ONH plus. Salah satu penggagas pansus haji ini adalah Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.

Gus Yahya menduga pansus haji yang dimotori oleh elite PKB itu untuk menyasar PBNU serta Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas –adik Gus Yahya. Selanjutnya, PBNU meresponnya dengan membentuk pansus yang mengkaji hubungan antara PBNU dan PKB atau dinamai pansus PKB.

Ratusan kiai merespons konflik ini dengan berkumpul di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada Senin sore, 12 Agustus lalu. Dua pengurus PBNU, Anwar Iskandar dan Amin Stated Husni, hadir dalam pertemuan tersebut. Keduanya juga memimpin pansus PKB.

Iklan

Hadir dalam pertemuan ini di antaranya pengasuh Pesantren Lirboyo Anwar Manshur, pengasuh Pesantren Tebuireng Abdul Hakim Mahfudz, serta para Rais Syuriah Pengurus Cabang NU maupun kiai pesantren dari berbagai provinsi.

Anwar Iskandar mengatakan ada dua kesepakatan dalam pertemuan tersebut. “Pertama para kiai sepakat bahwa antara PBNU dan PKB memiliki hubungan ideologis, historis, politis, organisatoris dan kultural,” kata Anwar melalui keterangan resmi, Senin, 12 Agustus lalu. Kedua, kata dia, para kiai meminta PBNU segera mengambil langkah strategis untuk perbaikan PKB ke depan.

Menanggapi permintaan ratusan kiai tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengatakan partainya dan PBNU memiliki peranannya masing-masing. Keduanya, kata dia, tak bisa saling mencampuri urusan satu sama lain.

“Semua ada tempatnya masing-masing, semua punya wilayah masing-masing yang tidak bisa saling intervensi,” kata Syaiful Huda di Kantor DPP PKB, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 13 Agustus 2024.

Sultan Abdurrahman dan Savero Aristia berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor : Basa-basi Pansus Haji

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *