Jumlah Hewan Kurban di Bandung 13.321 Ekor, Prabowo Sumbang Sapi Limosin
TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah Kota Bandung mencatat jumlah hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah atau 2025 sebanyak 13.231 ekor. Presiden Prabowo Subianto menyumbang seekor sapi jenis limousine berbobot 1.180 kilogram dan telah lulus uji di Balai Klinis Peternakan Lembang. “Sapi limousine ini dibeli langsung dari peternak muda di Cibiru Bandung,” kata Wali Kota Bandung Muhammad Farhan lewat keterangan tertulis, Jumat 6 Juni 2025.
Sapi kurban dari Presiden Prabowo itu akan disalurkan oleh pengurus Masjid Al Ukhuwah yang berlokasi dekat dengan Balai Kota Bandung. Begitu pula satu ekor sapi dari Wali Kota Bandung secara pribadi.
Menurut Farhan, pemerintah Kota Bandung secara lembaga tidak memberikan hewan kurban melainkan partisipasi individu pejabat. Jumlah hewan kurban di Kota Bandung paling banyak sapi yaitu 7.165 ekor dan domba serta kambing 6.156 ekor. Wilayah yang paling banyak hewan kurbannya yaitu Sukajadi dengan 852 ekor, Mandalajati 677, dan Cibiru 577 ekor.
Masalah lain yang menjadi perhatian pemerintah Kota Bandung adalah pengelolaan sampah selama masa Idul Adha yang dibarengi oleh libur panjang. Sejak Jumat 6 Juni 2025 pukul 00.00 WIB, tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir atau TPA ditutup sementara selama 24 jam.
Farhan mengimbau warga agar memilah sampah sejak dari rumah. Sampah yang bisa didaur ulang diserahkan ke titik daur ulang. Sedangkan sampah organik disimpan dulu dengan baik sampai petugas kembali beroperasi. Dia mengakui pihaknya belum bisa melarang general plastik sebagai pembungkus daging kurban karena belum tersedianya alternatif pengganti yang memadai.
Sementara, Menurut Wakil Wali Kota Bandung Erwin, pemantauan pemotongan hewan kurban akan terus berlangsung selama hari tasyrik atau hingga 9 Juni 2025. ”Tujuannya untuk memastikan bahwa sapi atau domba yang disembelih itu benar-benar sehat dan layak dikonsumsi oleh masyarakat,” katanya lewat keterangan tertulis, Jumat 6 Juni 2025.
Menurut dia, teknik teknik penyembelihan yang sesuai menjaga agar daging tetap berkualitas dan aman dikonsumsi.”Kalau salah bisa keluar kotoran atau dagingnya jadi tidak baik,” ujarnya. Sementara distribusi daging kurban dilakukan secara adil dan merata yang dipantau dari laporan lurah dan camat.