Keluarga Egianus Kogoya Pastikan Tak Ada Janji Pemberian Uang Saat Pembebasan Pilot Susi Air
TEMPO.CO, Jakarta – Kakak sepupu Egianus Kogoya, yaitu Raga Kogoya menjelaskan keberadaan adik sepupunya itu di wilayah Kota Wamena dan Kabupaten Jayawijaya dalam beberapa pekan terakhir.
Raga mengatakan, Egianus dan kelompoknya berada di Ibu Kota Papua Pegunungan itu bukan seperti yang disebutkan Juru bicara Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat Sebby Sambom, yaitu untuk menagih janji pada mantan Bupati Nduga Edison Gwijangge.
“Saya bersaksi dan memastikan tidak ada janji apa pun, termasuk memberikan uang setelah menyerahkan pilot,” kata Raga saat dihubungi Pace, Ahad, 15 Juni 2025.
Sebelumnya, Sebby menuding jika ekspansi yang dilakukan Egianus di wilayah Wamena dan Jayawijaya adalah untuk memancing Edison Gwijangge keluar. Menurut dia, Egianus dan Edison memiliki hubungan setelah membebaskan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, September lalu.
Sebby mengatakan, Egianus diiming-imingi uang miliaran rupiah dan kemerdekaan Papua oleh Edison apabila membebaskan Philip. Namun, janji itu tak ditepati oleh Edison.
Keingkaran Edison itulah, kata dia, yang menyebabkan Egianus dan kelompoknya melakukan penyerangan terhadap TNI-Polri di Wamena dan Jayawijaya tanpa adanya perintah dari markas pusat TPNPB.
Namun, kata Raga, Egianus berada di Wamena dan Jayawijaya adalah untuk mempertahankan wilayah tersebut dari serangan TNI-Polri. Ia menyebut, di kedua wilayah itu terdapat ratusan warga Nduga yang mengungsi.
Egianus, kata dia, bermaksud memastikan keamanan dan keselamatan para warga di tanah kelahirannya dari tindak kekerasan yang dilakukan TNI-Polri. Sebab, TNI-Polri acapkali menetapkan sepihak warga Papua terafiliasi OPM hanya berdasarkan intuisi. “Tujuan Egianus jelas, tidak seperti yang disampaikan Sebby Sambom,” ujar dia.
Egianus Kogoya adalah Panglima Komando Daerah Pertahanan (Kodap) III Nduga untuk TPNPB. Namun, dia dianggap berkhianat karena membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens kepada Edison Gwijangge tanpa berkoordinasi dengan markas pusat.
Philip Mark Mehrtens, disandera milisi Egianus pada 7 Februari 2023 setelah mendaratkan pesawat jenis pilatus porter di lapangan terbang Paro, Nduga. Ia disandera sekitar 20 bulan.
Edison Gwijangge belum menjawab pesan konfirmasi Pace yang dikirimkan melalui aplikasi perpesanan WhatsApp.
Namun, dalam wawancara bersama Pace di Jakarta pada 26 September 2024, ia membantah jika menjanjikan uang dan kemerdekaan Papua kepada Egianus saat membeaskan Philip.
Dia mengatakan, pemberian uang yang dilakukannya ditujukan untuk membiayai akomodasi tim yang berangkat ke markas atau perkampungan yang dihuni milisi Egianus.
Uang berjumlah 100 juta rupiah itu, Edison memaparkan, digunakan untuk membeli daging ayam dan anak babi dari masyarakat sekitar untuk kemudian diberikan kepada Philip agar dapat dimasak dan dihidangkan bersama masyarakat sekitar.
“Dananya dari saya pribadi. Saya berikan hanya satu kali, saat pertemuan pertama,” kata Edison pada 26 September 2024.