Catatan Hasil Pertemuan Prabowo dan Putin
TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan resmi ke Rusia pada 18 hingga 19 Juni 2025. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia, sekaligus memperingati 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Dalam kunjungan tersebut, Prabowo bertemu langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Istana Konstantinovsky, Saint Petersburg. Pertemuan itu menghasilkan sejumlah kesepakatan penting di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, transportasi, pengembangan virtual, hingga investasi.
Berikut ini adalah poin-poin utama dari hasil pertemuan bilateral Prabowo-Putin.
1. Penguatan Hubungan Diplomatik dan Deklarasi Kemitraan Strategis
Salah satu hasil utama pertemuan ini adalah disepakatinya Deklarasi Kemitraan Strategis antara Federasi Rusia dan Republik Indonesia. Dokumen ini menjadi penanda komitmen kedua negara untuk meningkatkan kerja sama di berbagai sektor strategis dan memperdalam hubungan bilateral yang telah terjalin selama 75 tahun.
Presiden Vladimir Putin dalam pertemuan tersebut menyampaikan bahwa Indonesia merupakan mitra penting bagi Rusia di kawasan Asia Pasifik. Ia menyatakan bahwa hubungan antara kedua negara didasarkan pada prinsip saling percaya dan persahabatan. Putin juga mengingatkan bahwa Rusia, yang pada masa awal kemerdekaan Indonesia masih merupakan bagian dari Uni Soviet, pernah memberikan dukungan terhadap pembangunan negara Indonesia yang baru merdeka.
2. Penandatanganan Empat Nota Kesepahaman (MoU) Antarinstansi
Dalam kunjungan tersebut, dilakukan penandatanganan empat nota kesepahaman (MoU) antarinstansi dari kedua negara. Dokumen-dokumen tersebut mencakup bidang pendidikan, transportasi, teknologi virtual, serta investasi. Penandatanganannya disaksikan langsung oleh Prabowo Subianto dan Vladimir Putin. Adapun rinciannya sebagai berikut:
- Pendidikan Tinggi: Persetujuan kerja sama antara Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Republik Indonesia dengan Kementerian Sains dan Pendidikan Tinggi Federasi Rusia. Kerja sama ini ditujukan untuk memperluas akses pendidikan tinggi dan riset antara kedua negara.
- Transportasi: Nota kesepahaman antara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan Kementerian Perhubungan Federasi Rusia mengenai kerja sama dalam sektor transportasi, termasuk kemungkinan pengembangan infrastruktur dan penguatan konektivitas logistik.
- Virtual dan Media Massa: Nota kesepahaman antara Kementerian Komunikasi dan Virtual Republik Indonesia dengan Kementerian Pengembangan Virtual, Komunikasi, dan Media Massa Federasi Rusia, yang mencakup kerja sama pengembangan teknologi virtual, pertukaran informasi, dan penguatan media.
- Investasi Strategis: Nota kesepahaman antara Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dan Russian Direct Funding Fund (RDIF) mengenai pembentukan Russia-Indonesia Funding Platform (Ridnip), yakni sebuah platform kerja sama investasi senilai 2 miliar euro atau sekitar Rp37,6 triliun berdasarkan kurs saat ini. Kerja sama ini ditujukan untuk investasi lintas batas di sektor-sektor strategis.
3. Pengembangan Platform Investasi Ridnip
Platform investasi Ridnip dirancang untuk mendukung pembiayaan proyek-proyek strategis di kedua negara, baik di bidang industri, infrastruktur, teknologi, maupun energi. Penandatanganan dokumen kerja sama ini dilakukan oleh CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, dan CEO RDIF, Kirill Dmitriev.
Rosan menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Indonesia untuk memobilisasi modal domestik dan internasional dalam rangka mendukung prioritas pembangunan nasional. Ia juga menambahkan bahwa Ridnip diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui investasi yang berorientasi pada ketahanan dan transformasi industri.
Sementara itu, Kirill Dmitriev menegaskan bahwa kerja sama ini menjadi langkah lanjutan dalam memperkuat hubungan ekonomi Rusia-Indonesia. Ia menyatakan bahwa Ridnip mencerminkan komitmen bersama kedua negara untuk memanfaatkan inovasi teknologi sebagai pendorong daya saing ekonomi.
4. Dukungan terhadap Keikutsertaan Indonesia dalam BRICS
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Putin juga menyampaikan dukungan Rusia terhadap potensi keikutsertaan Indonesia dalam kelompok kerja sama ekonomi negara-negara berkembang yang dikenal dengan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).
Putin menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki pengaruh signifikan dalam kancah world dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap dinamika kerja sama BRICS. Ia menambahkan bahwa masuknya Indonesia akan meningkatkan kapasitas dan relevansi kelompok ini dalam menghadapi tantangan ekonomi world.
5. Rencana Peningkatan Jumlah Mahasiswa Indonesia di Rusia
Dalam bidang pendidikan, Prabowo menyampaikan keinginannya untuk meningkatkan jumlah pelajar Indonesia yang melanjutkan pendidikan tinggi di Rusia. Ia mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia siap memberikan beasiswa kepada pemuda-pemudi Indonesia yang ingin menempuh studi di perguruan tinggi Rusia. Upaya ini diharapkan dapat mempererat hubungan antarbangsa serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
6. Peluang Pembukaan Rute Penerbangan Langsung Tambahan
Presiden Prabowo juga menyatakan bahwa Indonesia terbuka terhadap kemungkinan pembukaan rute penerbangan langsung tambahan dari Rusia ke berbagai kota di Indonesia, tidak hanya ke Bali. Saat ini, rute Moskow-Denpasar memiliki frekuensi 3 hingga 4 kali dalam seminggu. Pemerintah Indonesia mendorong agar penerbangan langsung juga dapat diarahkan ke kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Surabaya, atau Makassar, guna meningkatkan konektivitas dan pariwisata antara kedua negara.
7. Pembahasan Isu Bilateral dan Internasional
Selain membahas kerja sama sektoral, pertemuan Prabowo dan Putin juga mencakup diskusi mengenai berbagai isu regional dan internasional yang relevan dengan kepentingan bersama. Meskipun tidak dijelaskan secara rinci dalam pernyataan resmi, topik-topik ini kemungkinan berkaitan dengan stabilitas geopolitik, perdagangan world, dan penguatan peran negara-negara berkembang dalam sistem internasional.
Pilihan Editor: Prabowo Perkenalkan Danantara di Rusia